SOEKARNO: TUNAS, TUMBUH, DAN SENJAKALANYA IDE PERSATUAN – Jasmerah
D.N. AIDIT DALAM SEMESTA LITERASI DAN INDONESIA KINI | JASMERAH – mojokdotco
JASMERAH: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebuah program baru Mojokdotco yang khusus membicarakan sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kali ini Jasmerah dibawakan oleh Muhiddin M. Dahlan, penulis dan empunya Warung Arsip. Beliau membicarakan Aidit, seorang tokoh inti dalam Partai Komunis Indonesia. Bagaimana pentingnya peran Aidit dalam literasi di Indonesia.
terkait presentasi diatas simak kompilasi
Kotak Pandora (Jejak) Suara (Senyap) Harian Rakjat [Sejarah yang Dihilangkan]
M. H. LUKMAN: JALAN SEDERHANA DAN MORAL KOMUNIS TANPA KORUPSI – Jasmerah Bersama Muhidin M. Dahlan
NJOTO: MASUK AKALKAH PKI ANTI-PANCASILA? & NJOTO PENGKHIANAT PANCASILA?
SIAUW GIOK TJHAN: PATRIOT MERAH ANTI POLITIK RASIAL – Jasmerah
SIAUW GIOK TJHAN: MEMPERJUANGKAN TIONGHOA DAN KEBIJAKAN EKONOMI TANPA DISKRIMINASI
AFFANDI DALAM PUSARAN BULAN MEI DAN PKI – Jasmerah
SUDHARNOTO:PENCIPTA “GARUDA PANCASILA” YANG MENJADI PARIA KARENA “MENGKHIANATI” PANCASILA – Jasmerah
GESANG MARTOHARTONO: KERONCONG DI SIMPANG KIRI JALAN | Jasmerah
ASMOE: SUMBANGSIH BTI DAN PKI DALAM MEMBANGUN DUNIA TANI | Jasmerah –
mojokdotco
Menjadikan petani sebagai soko guru revolusi bagian dari usaha menjadikan petani sebagai pusat perhatian. BTI mengambil oper sehabis-habisnya tugas itu. Dan itu sangatlah berat.
Jika ada tokoh yg memimpin suatu organisasi dengan anggota kaum tani, pastilah jago banget. Ini kaum yang sepanjang kolonialisme berlangsung hidupnya paling dasar, gelap.
Saat kaum ini dijadikan standar seberapa serius menggarap tugas peradaban, saat itulah semua perhatian mesti tertuju kepada mereka.
Jika ada yg berkomitmen kepada si tani si nelayan, mengerjakan kegiatan apa pun, petani dilibatkan.
BTI mengerjakannya. Kolaborasi. Bukan kolab biasa, tetapi kaum tani dijadikan standar utama. Tuan rumah bagi praktik semua hal.
Mau bersastra, berseni rupa, bertari, berfilm, ber-ekonomi, ber-filsafat, ber-pancasila, ber-Ganefo, ber-apa saja, petani ada, BTI terlibat di dalamnya.
Bukan saja diajak kolaborasi, petani bagian tak terpisahkan dari perjuangan. Ada SOP-nya. Ada “sopan-santun” berhadapan dengan kaum tani.
BTI menggariskan itu. Salam Revolusi Agustus.
BARISAN TANI INDONESIA: KRISIS PANGAN, SINGKONG MUKIBAT, HINGGA GANYANG SETAN-SETAN DESA – Jasmerah
kompilasi artikel Muhidin M. Dahlan di mojokdotco
Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan
Kegiatan ‘Biadab’ Orang PKI Sepekan Sebelum 1 Oktober 1965
Cara Memahami Kivlan Zen si Pemburu Hantu PKI dengan Baik
6 Tesis Kenapa Tengkorak Orang Kiri Tak Ada di Museum Manusia Purba Sangiran
Semua Ini Salahnya Bumi Manusia
Teladani Elite Kominis Indonesia dalam Urusan Hidup Menjauhi Api Korupsi
Agar Umat Islam Tak Lagi Galak dengan Kuminis
Khotbah Idul Fitri dari Komunis
Berlebaran bersama Central Comite Partai Komunis Indonesia
Menu Ramadan di Meja Makan Komunis
TRILOGI LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU
Kedua penulis buku ini berhasil merekam harta karun dan sejarah kebudayaan kiri dari Lembar Kebudayaan Harian Rakjat yang terbit sejak bulan April 1955. Harta karun itu tersimpan dalam sebuah kamar perpustakaan yang digembok dengan stempel/plang sangar : BACAAN TERLARANG. Mereka berhasil menguak ‘pengetahuan’ dari dunia gelap dan menyelamatkannya dari kepunahan dihajar rayap. Hasilnya adalah sebuah buku rekaman geliat Lekra dalam 581 lembar halaman buku, kumpulan 450 puisi dari 111 penyair, dan kumpulan 100 cerita pendek. Tak urung buku Lekra Tak Membakar Buku : Suara Senyap Lembar Kebudyaan Harian Rakjat 1950 -1965 mendapat sambutan positif (tercantum di halaman buku) dari Prof Dr M Syafii Maarif, Dr Anhar Gonggong, Dr Sindhunata, Dr Baskara T Wardaya SJ, Dr Mudji Sutrisno, Prof Dr Adrian Vickers dan Taufik Rahzen)
(1) LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat
15 x 24 cm; ISBN 978-979-18475-0-6; 581 halaman. Mengulas banyak hal dari sepuluh bab, seperti Garis Utama Ideologi Kebudayaan, Riwayat Harian Rakjat, Sastra, Film, Seni Rupa, Seni Pertunjukan (Ketoprak, Wayang, Drama, Ludruk, Reog), Seni Tari, Musik, dan Dunia Buku.
(2) GUGUR MERAH: Sehimpunan Puisi Lekra 1950 – 1965
Himpunan puisi ini adalah ikhtiar mengumpulkan sekira 450 judul puisi dari 111 penyair Lekra yang nama dan puisinya terekam di lembar kebudayaan Harian Rakjat sepanjang 15 tahun (1950-1965). 15 x 24 cm; ISBN: 978-979-18475-1-3; 966 hlm. Hanya tersedia dalam edisi terbatas (hardcover).
(3) LAPORAN DARI BAWAH: Sehimpunan Cerita Pendek Lekra 1950-1965
Buku ini merekam geliat 100 cerita pendek yang ditulis oleh eksponen budaya Lekra (sastra) untuk memberitahu bagaimana gaya realisme sosialis “ditemukan”, “diadaptasi”, dan “dipraktikkan” di lapangan kesusastraan Indonesia. 15×24 cm; ISBN 978-979-18475-2-0; 558 hlm.
Trilogi Lekra Tak Membakar Buku [Kompilasi Ulasan Buku dan Kajian Tentang Lekra]
Trilogi Lekra Tak Membakar Buku [Kompilasi Ulasan Buku dan Kajian Tentang Lekra]
Syawal Itu Merah – Ziarah Luka Lintas 11 Kabupaten di Jawa Tengah dan Timur dan Artikel-artikel Lainnya – Muhidin M Dahlan
Seri Kompilasi Kajian Ilmiah Genosida 1965-1966
Asvi Warman Adam,Baskara T. Wardaya, Ariel Heryanto,Robert Cribb, Annie Pohlman, John Roosa, Saksia Wieringa, Katharine McGregor, Peter Dale Scott, Benedict Anderson, Vannessa Hearman, Jess Melvin, Noam Chomsky, Bradley Simpson, Geoffrey Robinson, Greg Poulgrain, Alex de Jong, Andre Vltchek, Taomo Zhou , Soe Tjen Marching, Peter Kasenda, Aiko Kurasawa,Vijay Prashad,, Akihisa Matsuno , Ruth Indiah Rahayu, Nathaniel Mehr, Adam Hughes Henry , Henri Chambert-Loir, Wim F.Wertheim, Steven Farram, Sri Lestari Wahyuningroem , Joss Wibisono, Leslie Dwyer – Degung Santikarma, Vincent Bevins,Wijaya Herlambang, Budiawan, Ong Hok Ham, Rex Mortimer, Olle Törnquist, Max Lane, Hilmar Farid , Michael G. Vann , Gerry van Klinken, Grace Leksana, Ken Setiawan, Ayu Ratih, Yosef Djakababa, Aan Anshori, Muhammad Al-Fayyadl, Roy Murtadho, Deirdre Griswold , David T. Hill, Yoseph Yapi Taum, Aboeprijadi Santoso, Adrian Vickers, John Gittings, Jemma Purdey, Henk Schulte Nordholt, Martijn Eickhoff, Made Surpriatma, Dahlia Gratia Setiyawan, Uğur Ümit Üngör, Manunggal Kusuma Wardaya, Gloria Truly Estrelita, Wulan Dirgantoro, Kar Yen Leong, Wulan Dirgantoro, Muhidin M. Dahlan, Dhianita Kusuma Pertiwi, Elsa Clavé, Justin L. Wejak, Douglas Kammen, Martin Suryajaya, Chris Wibisana, Satriono Priyo Utomo
Simak 1800 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)