Kajian-Artikel Muhidin M. Dahlan : D.N. Aidit Dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini, Lekra Tidak Membakar Buku hingga Syawal Itu Merah (*Ziarah Situs-situs Genosida 1965-1966)

SOEKARNO: TUNAS, TUMBUH, DAN SENJAKALANYA IDE PERSATUAN – Jasmerah

D.N. AIDIT DALAM SEMESTA LITERASI DAN INDONESIA KINI | JASMERAH – mojokdotco

JASMERAH: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebuah program baru Mojokdotco yang khusus membicarakan sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kali ini Jasmerah dibawakan oleh Muhiddin M. Dahlan, penulis dan empunya Warung Arsip. Beliau membicarakan Aidit, seorang tokoh inti dalam Partai Komunis Indonesia. Bagaimana pentingnya peran Aidit dalam literasi di Indonesia.

 

terkait presentasi diatas simak kompilasi

Jejak Majalah PKI Bintang Merah : “Bintang Merah kita memberikan sinar tjemerlang menerangi djalan jang harus ditempuh…” 

Kotak Pandora (Jejak) Suara (Senyap) Harian Rakjat [Sejarah yang Dihilangkan]

‘Obor Teori Yang Terang’, Literatur Kiri dan Peran Badan Penerbit Progresif Yayasan Pembaruan (Jajasan Pembaruan) *simak bibliografi 109 buku terbitan Jajasan Pembaruan

M. H. LUKMAN: JALAN SEDERHANA DAN MORAL KOMUNIS TANPA KORUPSI – Jasmerah Bersama Muhidin M. Dahlan

NJOTO: MASUK AKALKAH PKI ANTI-PANCASILA? & NJOTO PENGKHIANAT PANCASILA?

SIAUW GIOK TJHAN: PATRIOT MERAH ANTI POLITIK RASIAL – Jasmerah

SIAUW GIOK TJHAN: MEMPERJUANGKAN TIONGHOA DAN KEBIJAKAN EKONOMI TANPA DISKRIMINASI

AFFANDI DALAM PUSARAN BULAN MEI DAN PKI – Jasmerah

SUDHARNOTO:PENCIPTA “GARUDA PANCASILA” YANG MENJADI PARIA KARENA “MENGKHIANATI” PANCASILA – Jasmerah

GESANG MARTOHARTONO: KERONCONG DI SIMPANG KIRI JALAN | Jasmerah

ASMOE: SUMBANGSIH BTI DAN PKI DALAM MEMBANGUN DUNIA TANI | Jasmerah –
mojokdotco

Menjadikan petani sebagai soko guru revolusi bagian dari usaha menjadikan petani sebagai pusat perhatian. BTI mengambil oper sehabis-habisnya tugas itu. Dan itu sangatlah berat.

Jika ada tokoh yg memimpin suatu organisasi dengan anggota kaum tani, pastilah jago banget. Ini kaum yang sepanjang kolonialisme berlangsung hidupnya paling dasar, gelap.

Saat kaum ini dijadikan standar seberapa serius menggarap tugas peradaban, saat itulah semua perhatian mesti tertuju kepada mereka.

Jika ada yg berkomitmen kepada si tani si nelayan, mengerjakan kegiatan apa pun, petani dilibatkan.

BTI mengerjakannya. Kolaborasi. Bukan kolab biasa, tetapi kaum tani dijadikan standar utama. Tuan rumah bagi praktik semua hal.

Mau bersastra, berseni rupa, bertari, berfilm, ber-ekonomi, ber-filsafat, ber-pancasila, ber-Ganefo, ber-apa saja, petani ada, BTI terlibat di dalamnya.

Bukan saja diajak kolaborasi, petani bagian tak terpisahkan dari perjuangan. Ada SOP-nya. Ada “sopan-santun” berhadapan dengan kaum tani.

BTI menggariskan itu. Salam Revolusi Agustus.

BARISAN TANI INDONESIA: KRISIS PANGAN, SINGKONG MUKIBAT, HINGGA GANYANG SETAN-SETAN DESA – Jasmerah

kompilasi artikel Muhidin M. Dahlan di mojokdotco

Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan

Dari Minggu Pagi (MP) dan Kedaulatan Rakyat (KR), Kita Jadi Ngerti PKI dan Komunis itu Asyik-Revolusioner

Kegiatan ‘Biadab’ Orang PKI Sepekan Sebelum 1 Oktober 1965

Cara Memahami Kivlan Zen si Pemburu Hantu PKI dengan Baik

6 Tesis Kenapa Tengkorak Orang Kiri Tak Ada di Museum Manusia Purba Sangiran

Semua Ini Salahnya Bumi Manusia

Teladani Elite Kominis Indonesia dalam Urusan Hidup Menjauhi Api Korupsi

Agar Umat Islam Tak Lagi Galak dengan Kuminis

Khotbah Idul Fitri dari Komunis

Berlebaran bersama Central Comite Partai Komunis Indonesia

Menu Ramadan di Meja Makan Komunis

TRILOGI LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU

Kedua penulis buku ini berhasil merekam harta karun dan sejarah kebudayaan kiri dari Lembar Kebudayaan Harian Rakjat yang terbit sejak bulan April 1955. Harta karun itu tersimpan dalam sebuah kamar perpustakaan yang digembok dengan stempel/plang sangar : BACAAN TERLARANG. Mereka berhasil menguak ‘pengetahuan’ dari dunia gelap dan menyelamatkannya dari kepunahan dihajar rayap. Hasilnya adalah sebuah buku rekaman geliat Lekra dalam 581 lembar halaman buku, kumpulan 450 puisi dari 111 penyair, dan kumpulan 100 cerita pendek. Tak urung buku Lekra Tak Membakar Buku : Suara Senyap Lembar Kebudyaan Harian Rakjat 1950 -1965 mendapat sambutan positif (tercantum di halaman buku) dari Prof Dr M Syafii Maarif, Dr Anhar Gonggong, Dr Sindhunata, Dr Baskara T Wardaya SJ, Dr Mudji Sutrisno, Prof Dr Adrian Vickers dan Taufik Rahzen)

(1) LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat

Lekra Tak Bakar Buku_MP

15 x 24 cm; ISBN 978-979-18475-0-6; 581 halaman. Mengulas banyak hal dari sepuluh bab, seperti Garis Utama Ideologi Kebudayaan, Riwayat Harian Rakjat, Sastra, Film, Seni Rupa, Seni Pertunjukan (Ketoprak, Wayang, Drama, Ludruk, Reog), Seni Tari, Musik, dan Dunia Buku.

(2) GUGUR MERAH: Sehimpunan Puisi Lekra 1950 – 1965

Gugur-Merah-front

Himpunan puisi ini adalah ikhtiar mengumpulkan sekira 450 judul puisi dari 111 penyair Lekra yang nama dan puisinya terekam di lembar kebudayaan Harian Rakjat sepanjang 15 tahun (1950-1965). 15 x 24 cm; ISBN: 978-979-18475-1-3; 966 hlm. Hanya tersedia dalam edisi terbatas (hardcover).

(3) LAPORAN DARI BAWAH: Sehimpunan Cerita Pendek Lekra 1950-1965

Iboekoe

Buku ini merekam geliat 100 cerita pendek yang ditulis oleh eksponen budaya Lekra (sastra) untuk memberitahu bagaimana gaya realisme sosialis “ditemukan”, “diadaptasi”, dan “dipraktikkan” di lapangan kesusastraan Indonesia. 15×24 cm; ISBN 978-979-18475-2-0; 558 hlm.

Trilogi Lekra Tak Membakar Buku [Kompilasi Ulasan Buku dan Kajian Tentang Lekra]

Trilogi Lekra Tak Membakar Buku [Kompilasi Ulasan Buku dan Kajian Tentang Lekra]

Syawal Itu Merah – Ziarah Luka Lintas 11 Kabupaten di Jawa Tengah dan Timur dan Artikel-artikel Lainnya – Muhidin M Dahlan 

Seri Kompilasi Kajian Ilmiah Genosida 1965-1966 

Asvi Warman Adam,Baskara T. WardayaAriel Heryanto,Robert CribbAnnie PohlmanJohn RoosaSaksia WieringaKatharine McGregorPeter Dale ScottBenedict AndersonVannessa HearmanJess MelvinNoam ChomskyBradley Simpson, Geoffrey RobinsonGreg PoulgrainAlex de JongAndre VltchekTaomo Zhou Soe Tjen Marching, Peter Kasenda, Aiko Kurasawa,Vijay Prashad,Akihisa Matsuno , Ruth Indiah RahayuNathaniel MehrAdam Hughes Henry Henri Chambert-Loir, Wim F.Wertheim, Steven FarramSri Lestari Wahyuningroem , Joss WibisonoLeslie Dwyer – Degung Santikarma, Vincent Bevins,Wijaya Herlambang, Budiawan, Ong Hok HamRex Mortimer, Olle Törnquist, Max Lane, Hilmar Farid , Michael G. Vann Gerry van KlinkenGrace Leksana, Ken SetiawanAyu RatihYosef DjakababaAan Anshori, Muhammad Al-Fayyadl, Roy MurtadhoDeirdre Griswold , David T. HillYoseph Yapi Taum, Aboeprijadi Santoso,  Adrian Vickers, John Gittings, Jemma PurdeyHenk Schulte NordholtMartijn EickhoffMade SurpriatmaDahlia Gratia Setiyawan, Uğur Ümit Üngör, Manunggal Kusuma WardayaGloria Truly EstrelitaWulan DirgantoroKar Yen LeongWulan DirgantoroMuhidin M. DahlanDhianita Kusuma PertiwiElsa ClavéJustin L. WejakDouglas KammenMartin Suryajaya, Chris WibisanaSatriono Priyo Utomo

Simak 1800 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o
13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan komentar