Sastra dan Politik: Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru
SASTRA DAN MEMOAR TRAGEDI 1965: MEMBUKA KOTAK PANDORA
LUBANG BUAYA: MITOS DAN KONTRA-MITOS
Spoken And Silent Witness:Representations Of The 1965 TragedyIn Indonesian Collective Memoryl
Collective Indonesian Memories of the 1965 Tragedy during New Order Regime
PROCEEDING The 3rd LITERARY STUDIES CONFERENCE “The 1965 Coup in Indonesia: Questions of Representation 50 Years Later” halaman 168-178
MENYAKSIKAN JIWA-JIWA YANG DIBANTAI: MENGAJARKAN TRAGEDI 1965 MELALUI SASTRA
Tragedi 1965 dalam Karya-Karya Umar Kayam: Perspektif Antonio Gramsci
D. N. AIDIT, SASTRA, DAN GELIAT ZAMANNYA – Yoseph Yapi Taum
Nyoto, Perintis Sastra Travelog Indonesia
RONGGENG DUKUH PARUK AHMAD TOH ARI SEBAGAI MEMORI KOLEKTIF DAN SARANA REKONSILIASI BANGSA
Resensi Memecah Pembisuan, Membongkar Tabu: Mendengar Suara Korban Tragedi 1965
SASTRA DAN POLITIK
Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru
Ini adalah sebuah buku yang penting. Penting karena pendekatan teoretisnya yang tajam. Penting karena teks-teks yang didiskusikannya perlu diketahui dan diapresiasi. Buku ini diperlukan karena pengarangnya berani mengangkat tragedi 1965 sebagai topiknya, dan berani memfokuskan sorotannya, pada suatu aspek kehidupan sosial-politik Indonesia yang sangat perlu dan urgen untuk dibongkar. Kita mengetahui bahwa sampai sekarang topik ini jarang dibahas, jarang dianalisis, bahkan jarang diakui. Uraian-uraian di dalamnya dipaparkan dalam gaya pengungkapan yang mengalir dan meyakinkan. (David T. Hill – Professor Kajian Asia Tenggara, Universitas Murdoch, Australia Barat. Penulis buku Jurnalisme dan Politik di Indonesia: Biografi Kritis Mochtar Lubis (1922-2004).
Budaya takut telah mengakibatkan hantu komunisto phobia menghantui masyarakat kita. Adalah berkat warisan rezim militer Suharto serta Sarwo Edhie Wibowo, dengan ”Tentara Langit”-nya, penyakit itu telah membuat masyarakat bungkam selama bertahun-tahun bahkan sampai sekarang. Dengan analisanya yang tajam dan disertai keberanian, hendaknya kitab perlawanan ini menjadi panutan, sampai bahaya komunisto phobia, yang sudah diperangi Bung Karno sejak tahun 1920-an, dilumat oleh sejarah … (Hersri Setiawan – Sastrawan, Penulis, dan Penyintas Pulau Buru)
“Kita semua sudah tahu, narasi tentang kekejaman Gerwani di Lubang Buaya dan banyak kisah keji lain yang diproduksi oleh Orde Baru dan para pendukungnya (baik dalam bentuk karya sastra maupun nonsastra) merupakan hasil manipulasi dan rekayasa. Namun demikian jarang sekali narasi-narasi itu secara akademik diteliti, dibongkar dan dipaparkan secara terbuka. Peneliti dan penulis buku ini telah melakukannya dengan baik. Membaca buku ini serasa membuka selaput yang selama ini secara kolektif telah menghalangi kemampuan kita untuk melihat sejarah Indonesia sejak 1965 secara lebih jernih.” (Baskara T. Wardaya SJ — Sejarawan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta)
periksa pula buku terbaru yang dieditori oleh Yoseph Yapi Taum dkk
rekaman webinar
simak pula
Locked Out?” : Sastra (dan Literatur) Eksil Indonesia