Pesona Gen Z di Acara Peluncuran Buku Martin Aleida – DIMAS SUPRIYANTO
SEORANG anak muda, berusia 19 tahun setengah, tampil memukau di hadapan barisan penulis, sastrawan, wartawan dan penyintas tragedi 65-’66, yang rata rata seumuran kakeknya, lewat kajian dan telaah tentang tiga buku Martin Aleida, utamanya Tuhan Menangis, Terluka, Kompedium kisah kisah kejahatan terhadap kemanusiaan 1965-66. Dialah Chris Wibisana.
simak pula
Revisi Peristiwa 1965: Domain Generasi Milenial
….generasi milenial (gabungan dari generasi Y dan Z) tidak mudah dikooptasi, termasuk dalam wacana terkait Peristiwa 1965….
simak rekaman diskusi selengkapnya, pemaparan Chris Wibisana bisa disimak mulai menit 30


dalam Jurnal Prisma Edisi Seratus Tahun Soedjatmoko – olume 42, Nomor 1 Tahun 2023
simak Trilogi Martin Aleida : Jalan Lain Meraih Keadilan
Indoprogress
Kisah Para Saksi Mata, Ingatan Kolektif, dan Perdamaian Kultural yang Membebaskan Hati Nurani
70 Tahun Lembaga Kebudajaan Rakjat: Perjuangan dan Warisannya – Chris Wibisana
pepnews
Pak Tedja, sahabatku dalam gagasan dan cita-cita, selamat jalan. Titip salam dan takzimku untuk ayah-bunda dan Pak Pram. Dari kepergianmu, aku mendoakan rahmat.
Bukan Indonesia Ini yang Saya Perjuangkan!
Wawancara Imajiner dengan Pramoedya Ananta Toer
Sekali (Lagi) Menagih Utang Sejarah
Kalau Saya Bukan Pancasilais, Negara Mau Apa?
Menyongsong dekade 2020 di tengah pandemi Covid-19 ini, kita harus mengingat ajakan Sukarno untuk “menemukan kembali Revolusi kita”.
tirto
Tahun-Tahun Penahanan Mia Bustam, Aktivis Lekra Penyintas 1965
102 Tahun Mia Bustam Mia Bustam & Sudjojono: Mesra Kala Revolusi, Berakhir di Masa Damai
Belajar PPKN dari Taufiq Ismail? No, Thanks
Mengingat Sukarno, Setelah 120 Tahun
mengeja.id
KOMPILASI KAJIAN
Asvi Warman Adam,Baskara T. Wardaya, Ariel Heryanto,Robert Cribb, Annie Pohlman, John Roosa, Saksia Wieringa, Katharine McGregor, Peter Dale Scott, Benedict Anderson, Vannessa Hearman, Jess Melvin, Noam Chomsky, Bradley Simpson, Geoffrey Robinson, Greg Poulgrain, Alex de Jong, Andre Vltchek, Taomo Zhou , Soe Tjen Marching, Peter Kasenda, Aiko Kurasawa,Vijay Prashad,, Akihisa Matsuno , Ruth Indiah Rahayu, Nathaniel Mehr, Adam Hughes Henry , Henri Chambert-Loir, Wim F.Wertheim, Steven Farram, Sri Lestari Wahyuningroem , Joss Wibisono, Leslie Dwyer – Degung Santikarma, Vincent Bevins,Wijaya Herlambang, Budiawan, Ong Hok Ham, Rex Mortimer, Olle Törnquist, Max Lane, Hilmar Farid , Michael G. Vann , Gerry van Klinken, Grace Leksana, Ken Setiawan, Ayu Ratih, Yosef Djakababa, Aan Anshori, Muhammad Al-Fayyadl, Roy Murtadho, Deirdre Griswold , David T. Hill, Yoseph Yapi Taum, Aboeprijadi Santoso, Adrian Vickers, John Gittings, Jemma Purdey, Henk Schulte Nordholt, Martijn Eickhoff, Made Surpriatma, Dahlia Gratia Setiyawan, Uğur Ümit Üngör, Manunggal Kusuma Wardaya, Gloria Truly Estrelita, Wulan Dirgantoro, Kar Yen Leong, Wulan Dirgantoro, Muhidin M. Dahlan, Dhianita Kusuma Pertiwi, Elsa Clavé, Justin L. Wejak, Douglas Kammen, Martin Suryajaya, Chris Wibisana
simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)