#IndonesianGenocideMemorialDay2023 #58TahunGenosida1965_1966
14 Oktober 1965 : Pembunuhan Massal Secara Sistimatis Dimulai dari Aceh, dan Berlanjut ke Seluruh Indonesia

Kuburan Massal Plumbon Masuk Dalam Situs Memori Dalam Kategori Persekusi Politik CIPDH-UNESCO
Di Sumatera, sangat masuk akal bagi pucuk pimpinan militer untuk menggunakan KOTI, Kolaga, dan komando regional di bawah kepemimpinan Mokoginta. Dokumen internal kedutaan besar AS menunjukkan bahwa Sumatera digunakan sebagai “test case” (daerah percobaan) oleh militer karena mereka bisa menerapkan darurat militer di daerah ini. Artinya, para komandan tak hanya mampu mengendalikan angkatan bersenjata tetapi juga penduduk sipil. Di Sumatera, pembunuhan di muka umum dimulai pada 7 Oktober dan berlanjut ke tahap pembunuhan massal secara sistematis yang dimulai pada 14 Oktober.
Di Jawa dan Bali, angkatan bersenjata mengoordinasikan serangan melalui komando Kostrad dan RPKAD. Pada dasarnya, komando-komando ini sangat lincah (mobile). Mereka dapat beroperasi tanpa koordinasi dengan Kodam setempat yang, di Jawa, misalnya, dianggap telah cacat karena bersimpati pada Gerakan 30 September. Sebenarnya, Jawa Tengah adalah satu-satunya tempat di mana komando militer lokalnya mendukung Gerakan 30 September (sekalipun Bali dan Sumatera Utara memiliki gubernur yang berafiliasi dengan PKI).
Kostrad pertama kali digunakan untuk melumpuhkan Gerakan 30 September di ibukota sebelum akhirnya memelopori serangan-serangan di Jawa Tengah sejak tanggal 18 Oktober. Pada Desember, RPKAD pindah ke Bali. Komandan RPKAD juga ditugaskan untuk mengoordinasi sebuah jaringan nasional regu-regu pembunuh yang terdiri dari orang-orang sipil.
Seperti halnya di Sumatera, militer di Kalimantan memiliki komando Mandala-nya sendiri di bawah komando KOTI dan Kolaga. Namun, meskipun komando Mandala II (di bawah Mayor Jenderal Maraden Panggabean) memiliki potensi operasional yang sama dengan Mandala I, tidak tampak ada kampanye pemusnahan militer di wilayah tersebut hingga Oktober 1967. Demikian pula kampanye pemusnahan militer di Indonesia Timur yang tidak dimulai hingga Desember 1965.
selengkapnya Jess Melvin; G30S/Militer: Bagaimana Soeharto Mendalangi Pembantaian 1965? – tirto.id

dipetik dari Mekanika Penjagalan Massal : Kasus yang Mendududuan Pejagalan di Indonesia sebagai Genosida _ Jes Melvin halaman 79 dalam buku 1965 PADA MASA KINI: HIDUP DALAM WARISAN PERISTIWA PEMBANTAIAN MASSAL
unduh di link ini http://repository.unika.ac.id/


info grafis bersumber dari presentasi Jess Melvin “The Army and the Indonesian Genocide : Major Findings and New Directions” . (unduh)
[unduh] 1965 PADA MASA KINI : HIDUP DENGAN WARISAN PERISTIWA PEMBUNUHAN MASSAL – Journal of Genocide Research : Resume Riset-riset Termutakhir Terkait Genosida 1965-1966
[unduh] 1965 PADA MASA KINI : HIDUP DENGAN WARISAN PERISTIWA PEMBUNUHAN MASSAL – Journal of Genocide Research : Resume Riset-riset Termutakhir Terkait Genosida 1965-1966
Genosida Akhirnya Memasuki Wacana Publik *Pustaka / Bibliografi Genosida Dalam Bahasa Indonesia
[3 Dokumen Kunci dan Komprehensif] Kejahatan Kemanusiaan dan Genosida 1965 (-1969) – Komnas HAM, Komnas Perempuan dan IPT (Tribunal Rakyat Internasional) 1965
Situs-situs Genosida 1965-1966 : Aceh, Sumut, Riau, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Kaltim, Kalbar, NTT, Sulsel, Sulteng, Sulut, Sultra, ….. **
MONUMEN-MONUMEN PERINGATAN GENOSIDA 1965-1966
Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)