ilustrasi dari seri ‘tribute to pram’ ini adalah karya andreas isw dan tidak terkait dengan Catastrophe
Vocal: Mike
Marjinal
Poetry &
Vocal: Amien Kamil
Electric Guitar
& Bass: Bob Marjinal
Drum: Boy
Cello: Jassin
Burhan
Violin: Eko
Partitur.
Composition
Music: Marjinal + Yoko Nomura
Recording:
Nique’s Music Studio
Operator” Reren
Lirik:
1.
Hari itu, udara
bagaikan tungku.
Sementara berhala
kekuasaan
telah lama
menggantikan Tuhan.
Mesin jagal bak
taring srigala,
siap mengerkah
siapa yang beda warna
siap menggilas
lagi yang lain ideologi.
“Ssstttt…..
intrik berdengung, bersiul
nyaring di bawah
meja, desas-desus
berhembus Dewan
Jendral kudeta.”
Hukum rimba
merasuki urat nadi
menjadi duri
melanda negri,
adu domba kasta
jadi prahara
Tanda silang di
pintu korban
sungai berdarah
hanyutkan dendam
Tiada asuransi
apalagi puisi
kecuali kata
sandi, penentu hidup dan mati
Lewat corong
penindasan kabarkan berita:
“Mereka semua
sudah dikuburkan,
tunggu kabar
kematian berikutnya”
Laskar serdadu
penindasan
berderak
menunggangi kuda kematian
menyapu kota serta
desa-desa.
Perkebunan tebu
jadi ladang pembantaian
lumbung kematian
dan beribu korban tertanam
tanpa ritus
penguburan apalagi nisan
(Mayat menggunung
sepanjang Oktober 65
awan hitam
membumbung di angkasa,
Pancaroba
sejarah,
menelan ribuan
korban mati sia-sia.)
Hari itu, hati
kita membatu
terbagi dalam
kubu-kubu
serta keyakinan
yang semu
Langit mendung
mengurung Nusantara
pembantaian
massal terjadi dimana-mana,
pribumi lugu
tanpa dosa
diburu, dibuang
ke Pulau Buru
2.
: “Tapol”
Cap itu
dilekatkan pada kami,
menghitung hari
terkurung sangkar besi
dikelilingi kawat
berduri
Dari kesunyian
yang panjang terentang,
dikucilkan tanpa
pengadilan
suara dibungkam
kesaksian diperam
dalam pikiran.
“Nyai, aku
sekarang terkurung disini.
Semoga di fajar
mendatang,
nurani mereka tak
terkebiri lagi.
Prahara sejarah
tak kan terulang
dan cukuplah
sekali.
Cukup sekali!”
2010.
sumber :
Amien Kamil
Catastrophe– Elegi Untuk Pramudya Ananta Toer – indoprogress
simak juga
Mengalirkan dan Merawat Harapan – Konser Lagu untuk Anakku (Songs of Survivor)
PADUAN SUARA DIALITA : SALAM HARAPAN PADAMU KAWAN
The Act Of Killing Mixtape : Filastine, Nova Ruth, Genjer-genjer, Lawan Lupa.
PRISON SONG, Nyanyian Yang Dibungkam
MUSIK TIGAPAGI – SEMBOJAN dan Roekmana’s Repertoire
Siksakubur “Mazmur 187” : Sumpah Berbisik, Jagal dan Himne Genosida 1965
Distorsi Akustik Angkat Kekejian Genosida : Tak Ada Tempat Untuk Warna Abu – Abu Di kotak Pastel
Mini Album JANGAR – Gestok : Orba gila nyawa tak berharga, demi kuasa siapa……
KAMI BERNYAWA :Butiran Aksara Untuk Tragedi 65
Menara Ingatan – Musik Kontemporer Yennu Ariendra
ALBUM RUPA dan LAGU GENJER-GENJER
EVIL WARS IN 1965 (MUSIK BENNY SOEBARDJA DKK)
THE ACT OF KILLING MIXTAPE (KOMPILASI MUSIK)