[Situs Genosida] Puisi Senyap, Pilu, Genosida di Tanah Atjeh/Aceh 1965-1966

 

 

The campaign was launched as an aggressive attack, from 1 October 1965 conceived of as a means of seizing state power by bringing the executive functions of the state under military control and physically annihilating the military’s political enemies. It involved a full mobilisation of the military, civilian government and civilian population and was coordinated nationally from Jakarta through a series of orders that stretched down from the national to the sub-district level. In Aceh, the documents show, this campaign appeared to pass through four main stages: an initiation phase lasting between 1 October and 5 October; a period of public killings beginning on 6 October; a period of systematic mass killings at military-controlled sites beginning on 14 October; and a consolidation phase that ran from December 1965 until mid-1966.

Approximately 10,000 men and women were killed in Aceh as a result of this campaign, part of an estimated one million people killed nationally. Individuals were targeted due to their affiliation, real or imagined, with the PKI.

selengkapnya Documenting genocide – Jess Melvin [Inside Indonesia] 

Mekanika Penjagalan Massal: Kasus yang Mendudukkan Penjagalan di Indonesia sebagai Genosida

Jess Melvin [Macmillan Centre, Yale University, New Haven, CT, Amerika Serikat]

ABSTRAK

Artikel ini menyajikan selayang pandang bukti baru yang ditemukan dari arsip milik bekas Badan Intelijen Negara di Banda Aceh yang mampu membuktikan, untuk kali pertama, keterlibatan militer di balik penjagalan 1965-66 di Indonesia. Berkas-berkas ini menunjukkan bahwa jajaran pimpinan militer memprakarsai dan melaksanakan penjagalan sebagai bagian dari operasi militer nasional yang terkoordinasi. Operasi militer ini digambarkan oleh para petinggi militer sebagai “operasi pemusnahan” dan dilaksanakan dengan maksud yang dinyatakan untuk “memusnahkan sampai ke akar-akarnya” saingan politik utama militer, Partai Komunis Indonesia (PKI). Bukti baru ini secara mendasar mengubah apa yang kini mungkin diketahui tentang penjagalan 1965-66, khususnya terkait pertanyaan tentang niat militer. Demikian juga, proses di mana kelompok sasaran militer diidentifikasi dan ditargetkan untuk dihancurkan kini dapat dipahami dengan menempatkan militer sendiri sebagai pelaku di balik bagaimana proses penjagalan ini terjadi. Artikel ini mengetengahkan bahwa bukti baru ini memperkuat argumen, yang diajukan oleh para pakar genosida sejak awal 1980-an, bahwa penjagalan 1965-66 harus didudukkan sebagai kasus genosida.

unduh 1965 PADA MASA KINI : Hidup dengan Warisan Peristiwa Pembantaian Massal

(artikel Jess Melvin pada halaman 63 – 100)

 

 

atjeh

Military death map for Aceh. Top right hand corner: ‘Attachment: Intelligence Map’. Numbers in circles are the number of public deaths recorded in each district. ‘Dead PKI elements’: Oknum PKI jg. mati.- Credit: photographed by Jess Melvin. (dari insideindonesia)

 

 

Abstract: This article provides an account of anti-Chinese violence in Aceh between 1 October 1965 and 17 August 1966. Drawing upon original oral history evidence and previously unknown documentary sources, this article builds upon current scholarly understandings that two phases of violence involving members of the ethnic Chinese community can be identified in Aceh during this period, to explain how a third explicitly ethnic-based phase of violence directed against members of the ethnic Chinese community in Aceh can also be identified. Based on this research and a reflection on the precedent set by the Cambodian genocide as to how the current legal definition of genocide can be applied, this article argues that the assessment that the Indonesian killings should not be understood as genocide is premature.

selengkapnya Why Not Genocide? Anti-Chinese Violence in Aceh, 1965–1966 – Jess Melvin

 

Kesaksian Para ‘Algojo 1965’, Lubang Pembantaian dan Kuburan Massal di Aceh ‘(*Seri Laporan Khusus BBC Indonesia Tentang Pembantaian 1965 di Aceh)

Kesaksian Para ‘Algojo 1965’, Lubang Pembantaian dan Kuburan Massal di Aceh ‘(*Seri Laporan Khusus BBC Indonesia Tentang Pembantaian 1965 di Aceh)

 
 
 
 

 

The Poet (Puisi Tak Terkuburkan) – Garin Nugroho

(simak di dalam trailer ini kesaksian yang sangat ekpresif Ibrahim Kadir tentang bagaimana pembantaian dilakukan)

 

Puisi Tak Terkuburkan: Nyanyian Sunyi Para Tahanan – Agam Rafsanjani [cinemapoetica]

 
 
 

Tilok Wan Opoh Kerong, Biang Pembantaian Salah Tangan di Gayo – Mustawalad

 

b5a44-copy2bof2bp1210735

Jejak PKI di Aceh [Tabloid Berita Mingguan MODUS ACEH, edisi NO 7/TH XIV 30 MEI – 5 JUNI 2016]

Jejak PKI di Aceh (Bagian Satu)
Palu Arit di Antara Menara Masjid (Bagian Dua)
PKI versus Kaum Islam Nasionalis Aceh (Bagian Tiga)
Inilah Pidato Propaganda Abu Bakar Siddiq (Bagian Empat)
Pidato Muhammad Samidikin, Sekretaris CDB PKI Aceh (Bagian Kelima)
Parang Terhunus di Pagi Buta (Bagian Keenam) – Kisah Ilyas Abdullah, Nyaris Korban PKI
Menunjuk dari Balik Kain Sarung – Pembantaian Salah Tangan di Gayo (Bagian Ketujuh)
Kolonel (Purn) Achmad Amin – Menolak Rayuan Thaib Adamy dan Ismail Dalim (Bagian Kedelapan)
Sejarawan Aceh, Rusdi Sufi – Ada Ulee Balang Ikut PK I (Bagian Kesembilan)
Aceh Barat Daya – Cerita PKI dan Etnis Tionghoa (Bagian Kesepuluh)
Jembatan Teupin Mane – Saksi Bisu Eksekusi Anggota PKI (Habis)

andreas iswinarto - 50tahun652

 

 

SEJARAH KELAM PKI DI TANAH ATJEH

 

Tahun 1965 ribuan Orang Dibantai di Gayo, Negara Mestinya Minta Ma’af

 

Selama 10 Hari di Tahun 1965, Diduga PKI Sekitar 2500 Orang Dibantai di Gayo

 

Ingatan Pembantaian 1965 di Serambi Mekah

(sumber asli Sinar Harapan)

 

Pecinan Tua Peunayong; Romantisme Sejarah Tionghoa di Aceh – Andi Irawan

 

*walaupun artikel berikut memandang peristiwa G 30 S didalangi PKI sebagaimana propaganda rezim orba namun admin memandang ada cukup banyak informasi yang beguna di dalamnya.

 

Krisis Nasional dan Masa Peralihan di Aceh (1965-1967) Rusdi Sufi

 

lain-lain

Tokoh PKI dari Tanah Rencong yang Terlupakan – tirto.id

 
 

unduh

Atjeh Mendakwa – Thaib Adamy

(Pidato pembelaan jang diutjapkandi depan Pengadilan Negeri Sigli, 12 September 1963)

 
 
 

simak serial lainnya  

Situs-situs Genosida 1965-1966 : Aceh, Sumut, Riau, Sumbar,  Sumsel, Jakarta, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Kaltim, Kalbar, NTT, Sulsel, Sulteng, Sultra….. **

 

simak 1800 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

 

 

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

 

 

 

 

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

 

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)
Bookmark and Share

Tinggalkan komentar