Membaca Kembali Nasakom : Nasakom adalah Benar; Nasakom Bersatu – Nasakom Djiwaku *Arsip Pidato Presiden Sukarno

Nasakom adalah benar

Amanat-indoktrinasi P.J.M. Presiden Sukarno pada pembukaan kursus kilat kader Nasakom, Tanggal 1 Djuni 1965 di Istora Bung Karno Senajan Djakarta,

 

“Nasakom adalah pula perasan daripada Pancasila, dus Nasakom adalah sebenarnya juga gotong royong, sebab gotong royong adalah de totale perasan daripada Pancasila.” – Presiden Sukarno

 

zzz

Nasakom Bersatu – Nasakom Djiwaku

Amanat Presiden Sukarno Pada Rapat Raksasa Pembukaan Mubes Tani Seluruh Indonesia 20 Djuli 1965

1

ebook Tjamkan Pantja Sila – Sukarno

Pancasila tujuannya untuk mempersatukan kaum nasionalis, agamis, komunis, dan sosialis. Itu pahampaham yang dianut masyarakat indonesia untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan

0c

 

Membaca Kembali Nasakom – Peter Kasenda

“Alle revolutionaire krachten”,-“semua, sekali lagi semua, tenaga revolusioner didalam bangsa”! Dus: segala penggolongan (asal revolusioner) dalam masyarakat kita persatukan. Dus : “Nasakom”. Sebab Nasakom adalah kenyataan-kenyataan hidup yang tak dapat dibantah ,-living realites-didalam masyarakat Indonesia kita ini. Mau tidak mau, senang atau tidak senang, kita harus menggabungkan tenaga mereka itu. Mau tidak mau, senang atau tidak senang, kita harus mempergunakan tenaga gabungan dari mereka itu.

Resopim, 1961

Unsur-unsur keprogresifan itu terdapatlah disemua lapisan masyarakat Indonesia . Ada dikalangan Agama. Ada dikalangan nasionalis. Ada dikalangan sosialis-komunis. Agama menghendaki kemerdekaan dan keadilan. Nasionalis Indonesia menghendaki sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. .Sosialis-komunis menghendaki kemerdekaan dan sosialisme. Ketiga-tiganya dus mengandung keprogresifan. Karena itu maka NASAKOM adalah keharusan-progresif daripada Revolusi Indonesia. Siapa anti Nasakom, ia tidak progresif!! Siapa anti Nasakom, ia sebenarnya adalah memincangkan Revolusi, mendingklangkan Revolusi! Siapa anti Nasakom, ia tidak penuh-revolusioner, ia bahkan adalah historis kontra-revolusioner!

Tavip, 1964

Saya berkata bahwa Nasakom atau NASASOS atau Nasa apa pun adalah unsur mutlak daripada pembangunan bangsa Indonesia. ……Persatuan dan kesatuan bangsa masih tetap merupakan syrat mutlak bagi kehidupan nasional kita , masih tetap merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan serta pembangunan dalam bidang materiil atau idiil apa pun !

Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah ,1966

Sejarah Nasakom: Upaya Sukarno Menyatukan Tiga Kekuatan Politik -tirto.id 

Sukarno dan Konsep Persatuan Nasakom – berdiakrionline

“Soekarno Yakin Pancasila dan NASAKOM Adalah Masa Depan Indonesia” – dw.com

Nasakom Bersatu

simak pula

Sukarno Files : Di Bawah Bendera Revolusi Online [** dan Ironi Revolusi Yang Memakan Anaknya Sendiri]

Salam Merdeka dan Jasmerah Sukarno : Melawan Lupa dan Memulihkan Nama Baik Sukarno [Kompilasi Pustaka dan Film Dokumenter]

KUDETA SOEHARTO DAN DE-SUKARNOISASI : SUKARNO TELAH DIBUNUH DUA KALI! 

de-Sukarnoisasi : Pergulatan Politik Pancasila, Sukarno Telah Dibunuh Dua Kali. *Sekilas Sejarah (1 Juni Hari Lahir) Pancasila

Membaca Kembali Nasakom : Nasakom adalah Benar; Nasakom Bersatu – Nasakom Djiwaku *Arsip Pidato Presiden Sukarno

‘Mutilasi’ Marhaenisme : Pembersihan Ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno

[ARSIP] Manipol/Usdek, Resopim, Dekon : Garis Besar Haluan Negara Masa Demokrasi Terpimpin / GBHN Terakhir Sebelum G30S dan Kudeta Suharto

SUKARNO, MARXISME dan BAHAYA PEMFOSILAN

Arsip Amanat PJM Presiden/Pidato Sukarno : Dari Peringatan Hari Wanita Internasional 1964, Peringatan Ulang Tahun ke-45 PKI Hingga Perintah Harian Presiden/Mandataris MPRS/Pangti ABRI/Pemimpin Besar Revolusi 8 Maret 1966

simak 1500 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

 

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan komentar