Mia Bustam Dari Kamp ke Kamp : Sebongkah Ingatan di Punggung Gelombang*

*’sebongkah ingatan di punggung gelombang’ disalin dari judul artikel Maria Hartiningsih (terlampir)

Screen Shot 2022-06-26 at 11.15.58 PM

[Tinjauan Buku – Resensi] Memoar-memoar (Trilogi Memoar) Mia Bustam : Kelindan Asa dan Kenyataan (3), Dari Kamp ke Kamp (2) dan Sudjojono dan Aku (1) 

Mia Bustam dan Lekra ( Lembaga Kebudayaan Rakyat)

disalin dari facebook Living1965setiaphari

simak Chapter 4 Haunting in the Archipelago: Emiria Sunassa and Mia Bustam

Defining Experiences: Feminisms and Contemporary Art in Indonesia – by Wulandani Dirgantoro

Submitted in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Tasmania May 2014

unduh 

56560620_585091788631823_4124983451180859392_o

Karya kruisteek ini dibuat oleh ibuku, Mia Bustam, menggambarkan kedua anakku Arnas dan Mia yang sedang akan menengok eyangnya ke kamp Plantungan, seolah-olah mereka sudah dekat dengan kamp. Sebelum masuk kamp, mereka harus melalui sawah-sawah, dengan gunung di latar belakang, entah gunung apa. Benang untuk kruisteek biasanya benang cap Payung, yang bagus. Kami pernah mencoba benang kruisteek cap bidadari: warnanya bagus, tapi memudar. Tadinya warna pink, lama kelamaan jadi putih.⁣⠀
.⁣⠀
Sri Nasti Rukmawati⁣⠀
Foto @salahcetak⁣⠀
#1965setiaphari⁣⠀
#living1965⁣⠀
.⁣⠀
#srinastirukmawati #shalahuddinsiregar #sulaman #benangsulam #miabustam 

#plantungan #sejarahindonesia #ekstapol⁣⠀

Foto koleksi keluarga Mia Bustam detil klik @rsipIVAA

02-bantuan-soviet-buat-asian-games-1962--indepth--lugas_2

Sejarah: Sebongkah Ingatan di Punggung Gelombang – Maria Hartiningsih Kompas, 

Meniti Lembaran Mia Bustam, Mantan Tahanan Politik Geger 1965 – nationalgeographic.grid.id

Peliknya Menjalin Komunikasi dengan Tapol – historia.id
Ketika suasana pasca-G30S masih mencekam penangkapan masih berjalan, banyak keluarga memilih lepas kontak dengan anggota keluarga yang jadi tapol. Berubah setelah situasi membaik.

Yang Terpisah Karena 1965 – historia.id
Setelah penangkapan besar-besaran di Yogyakarta, anak-anak Mia Bustam terpaksa hidup berpencar.

Ç’est la vie, Tedjabayu! – historia.id

Di Kodim Jakarta Barat, tempat Tedjabayu dan kawan-kawannya dilepaskan, ia melihat sang ibu mengenakan jarit menjemputnya. Tedjabayu mengira ibunya akan menangis cengeng karena kembali bertemu si anak sulung yang 14 tahun tak pulang setelah berpamitan mengamankan gedung Ureca. Tetapi ia salah.
“Ya ini hidup, Dja! Gitu. Bahasa Prancis dia bilang: Ç’est la vie, Dja!” kenang Tedjabayu.

miabustam

simak Jendela Buku : Dari Kamp ke Kamp

Sebagai contoh penulisan sejarahnya perempuan yang bergaya otobiografis ditulis oleh Mia Bustam (2008) Dari kamp ke Kamp, benar-benar merupakan narasi yang mendasarkan pada spatio-temporal dirinya yang perempuan. Mia Bustam menuliskan narasi hidupnya dari kejadian sehari-hari sebagai ibu, aktivis, pelukis, dan kemudian ditangkap dan dipenjarakan tanpa diadili bersalah atau tidak oleh tentara Orde Baru
Kini bagaimana mencari strategi untuk mempersonalkan peristiwa-peristiwa besar di dalam sejarah Indonesia melalui seorang perempuan yang menulis sejarah dirinya? Tulisan Mia Bustam merupakan contoh yang menarik bagaimana ia mempersonalkan peristiwa holokaus pasca 30 September 1965 melalui narasi dirinya. Namun sekaligus memberi isian apa yang terjadi pada persitiwa tersebut. Tulisan Kartini pun merupakan contoh mempersonalkan Politik Etis Belanda ke dalam kisah dirinya. Namun tulisan sejarahnya perempuan ini belum memperoleh pengakuan dalam arus besar historiografi Indonesia atas dalih bukan karya akademik yang ditulis oleh sejarawan.

dipetik dari MENULIS SEJARAH SEBAGAIMANA PEREMPUAN: PENDEKATAN FILSAFAT SEJARAH PEREMPUAN – Ruth Indiah Rahayu

[BUKU] Dari Kamp Ke Kamp, Catatan Kehidupan Mia Bustam
[Maria Hartiningsih/KOMPAS/Agustus2008]

Membongkar Rahasia Kehidupan dengan Kesederhanaan | Dhianita Kusuma Pertiwi 

Mia Bustami : Dari Kamp ke Kamp, Cerita seorang Perempuan – Mari Hasugian – tempo

mia bustam

MIa Bustam, Perempuan Tangguh Bermental Baja – marsinahfm

Tahun-Tahun Bersama Sudjojono – Ade Tanesia
Kalau orang bertanya, apakah aku masih mencintai Sudjojono? Aku jawab tidak, yang tertinggal hanya iba padanya.

Menjadi Mia Bustam – Hawe Setiawan

Sejarah, Perempuan, Pangan – Bandung Mawardi

“Di Dalam Kelambu Tertutup” — Cara Lain Mengungkap Seorang Perempuan dalam Suatu Kisah – Audya Amalia

Akhir Perjalanan Mia Bustam – Fransica Ria Susanti

simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

 

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo

 

Tinggalkan komentar