simak pula
[Kompilasi] Tionghoa dan Sejarah Gelap Genosida 1965-1966
Koh Put On dan G30S – Kolom Tempo
Agus Dermawan T. Pengamat Budaya dan Seni
Tapi Put On tetap paling tersohor. Put On kemudian juga hadir di majalah bulanan Pantja Warna. Ketika Sin Po tidak terbit, Koh Put On lincah pindah rumah. Ia pun masuk ke koran Warta Bhakti.
Gerakan 30 September meletus pada 1965. Orang-orang Tionghoa, apalagi seniman Tionghoa ternama, diburu algojo antikomunis. Kho, yang tidak berpolitik, mungkin tidak menjadi sasaran. Tapi, toh dia kelabakan, sehingga menghilangkan diri dari percaturan. “Takut dibawa ke Sukabumi,” kata sahabatnya, Siauw Tik Kwie, sang pencipta komik Sie Djien Koei. “Sukabumi” adalah sebutan untuk kuburan bagi orang yang dibikin mati oleh pisau politik.
Zaman terus berjalan. Pada pertengahan 1970-an, tiba-tiba muncul komik Nona Agogo, Djali Tokcher, dan sebagainya. Aparat usil curiga, jangan-jangan ini karya Kho Wan Gie! Di tengah kecurigaan itu muncul komik bertokoh dan berjudul Sopoiku (bahasa Jawa), yang artinya “siapa dia?”. Sebuah nama yang agaknya meledek polisi politik, yang mungkin dulu pernah mencari-cari dirinya. Lalu sejarah menulis: beberapa tahun setelah itu Sopoiku hilang tak tentu rimbanya.
***
Lakon Menjadi Indonesia Put On – JJ Rizal (2009) – Kompas
PUT On bukan sekadar nama. Seperti arti namanya sebagai ”si gelisah”, ia adalah potret kegelisahan zamannya.
Kho Wan Gie sebagai komikus memang menciptakan Put On pada Sabtu, 2 Agustus 1930, suatu masa di mana masyarakat peranakan Tionghoa di Indonesia sedang mengalami kegelisahan oleh dilema dan pencarian identitas.
Akan tetapi, sebagai komik strip yang muncul selama lebih dari 30 tahun, Put On telah mengalami berbagai zaman. Mulai dari pergolakan nasionalisme, perang kemerdekaan, modernisme, dan konflik ideologi-ideologi besar. Put On adalah ”pohon sejarah” yang tumbuh dengan akar, dahan, ranting, dan daun yang kaya warna jejak sejarah.
Dari sana, gema suara pentahbisan Put On oleh Arswendo Atmowiloto sebagai komik pertama di Indonesia yang diciptakan oleh orang Indonesia kian menguat. Sebab, akhirnya Put On tak sekadar potret masyarakat peranakan Tionghoa di Jakarta. Put On adalah cermin dari pengalaman banyak anak bangsa di masa-masa itu yang numplek di Jakarta dan mengalami yang disebut Lance Castles sebagai proses ”Tuhan menciptakan orang Indonesia!”.
Berlatar belakang itu menarik kalau kini—setelah Put On lenyap bersama peristiwa G30S 1965 dan sang penciptanya Kho Wan Gie wafat pada 1984—komik stripnya dibukukan. Sebab dapat dilihat bagaimana Put On sebagai Tionghoa peranakan menganggap Indonesia tanah airnya dan dengan antusias berusaha menjadi Indonesia. Ketika belajar menjadi Indonesia itu, Put On sering berakhir konyol.
***
Komik Strip Put On Terbit Pertama Kali di Majalah Sin Po – tirto.id
Kho Wan Gie dan Jejak Panjang Komik Humornya – tirto.id
Pak Tuntung, Membungkus Senyum, Merengkuh Untung – DEDY ARDIANSYAH (PANTAU Edisi September 2002, No. 029)
Bag 1, bag 2
simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

