cuplikan Setjangkir Kopi dari Plaja – Teater Boneka Papermoon
Kisah Cinta dan Museum Rahasia – dewi magazine
Meski difiksasikan oleh Ria, kisah pertunjukan yang melibatkan empat orang puppeteers termasuk Ria itu diadaptasi dari kisah nyata sepasang kekasih yang harus terpisah oleh konflik politik pada 1965 itu. “Cerita tentang Pak Widodo Suwardjo ini saya dengar dari seorang teman. Pak Wi adalah mahasiswa yang terpilih mengikuti tugas belajar ke rusia pada awal dekade 1960an karena hubungan baik Indonesia dengan negara tersebut. Pak Wi ketika itu telah memiliki kekasih bernama Widari. Pecahnya G30S, membuat sebagian besar mahasiswa yang sedang bersekolah di Rusia dicabut kewarganegaraannya karena dianggap komunis dan tak bisa pulang ke Indonesia. Dari situlah cerita cinta sedih itu bermula,” tutur Ria
Bagi Ria, proses pembuatan Secangkir Kopi dari Playa memberinya pengalaman batin yang sangat menyentuh. “Saya jadi terhubung baik dengan Pak Wi yang sampai kini masih melajang dan tinggal di kota Playa, Kuba sebagai ahli metalurgi, maupun dengan Bu Widari yang sudah menikah, punya dua putra dan empat orang cucu. Bahkan ketika pertunjukan kedua di Jakarta pada Senin (30/9) lalu, Bu Widari menyempatkan datang dan menonton. Saya dan teman-teman grogi sekali. Di akhir acara, saya dan Bu Widari berpelukan lama. Matanya berkaca-kaca,” kisah Ria
Eks Mahasiswa Ikatan Dinas yang Tersisa di Havana – kumparan.com
Reuni Dua Keluarga Setelah 48 Tahun – Widodo Suwardjo viva.co.id
Liputan detik.com
Widodo Tidak Diakui Sebagai WNI
Widodo Terima Paspor RI Setelah 40-an Tahun Stateless
Tidak Putus Asa Mencari Widari
Keluarga Widari Ingin Jalin Silaturahmi dengan Widodo
simak pula
Teater Boneka Papermoon dan Kisah Kelam Tragedi Kemanusian (Genosida) 1965-1966
simak pustaka eksil selengkapnya
Klayaban di Negeri Asing – Kompilasi Kisah-kisah Para Eksil 1965
simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)



Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)