Bersama Martin Aleida, titikdua: segalanya tentang sastra dibawa kepada memori-memori masa lalu, memori indah dan menarik tentang Jakarta 1950 – 1960an, tentang kerja keras, tentang ideologi, tentang ingatan yang takkan lekang dan mesti diwariskan, tentang luka yang bisa dibasuh oleh kata-kata.
Satu Oktober dua tahun yang lalu, ketika tengah berpindah mencoba-coba dari satu aplikasi percakapan video ke aplikasi percakapan video lainnya, kami mengundang Om Martin Aleida. Apa daya, perbincangan dalam jaringan kala itu hanya bisa berjalan baik selama kurang lebih 20 menit. Pada edisi 14 Juli dalam rangkaian #Gudskul100Hari ini titikdua bahagia karena Om Martin Aleida mau datang untuk nongkrong dan ngobrol-ngobrol dengan kami. _ Sastra bukan saja imajinasi tetapi juga pembekuan atas ingatan, agar tak hilang ditelan waktu, agar tak terlupakan dalam rutinitas, agar terus dikenang dan lantas terus diupayakan. Pada sastra, hal-hal yang tak tercatat atau sengaja dihilangkan di dalam narasi besar ingatan menyelusup, mencari jalannya sendiri untuk terus dikenang, menemukan pembacanya, menemukan jalan perjuangannya. Dan tak lain dan tak bukan, bersama Om Martin Aleida, pada hemat kami, hal tersebut sangat pas untuk kita bicarakan. Di awal pandemic COVID 19, awal 2020, Om Martin menerbitkan “Romantisme Tahun Kekerasan”, sebuah memoar yang bahkan kalimat ‘panasnya matahari Jakarta’ di dalamnya pun bisa membuat kita pembaca merasakan betul sengatannya di ubun-ubun kepala, meski kita tengah berada di ruangan ber-AC. Lalu pada 2021, kembali terbit “Teropong dan Suryakanta” dari Om Martin.
simak pula
Tuhan Menangis, Terluka. – Kompendium Kisah-kisah Kejahatan Terhadap Kemanusiaan 1965-1966 Karya Martin Aleida
Tuhan Menangis, Terluka. – Kompendium Kisah-kisah Kejahatan Terhadap Kemanusiaan 1965-1966 Karya Martin Aleida
[Memoar : Romantisme Tahun Kekerasan] Kesaksian Martin Aleida : Saya Menemukan Penjara yang Lebih Besar dari Sekadar Satu Sel…. dan ‘Kata-Kata’ Sebagai Jalan Pembebasan
[Memoar : Romantisme Tahun Kekerasan] Kesaksian Martin Aleida : Saya Menemukan Penjara yang Lebih Besar dari Sekadar Satu Sel…. dan ‘Kata-Kata’ Sebagai Jalan Pembebasan
simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)