*besar kemungkinan masih ada lagi inisiatif-inisiatif yang tidak atau belum terekam oleh kami, tentu kami akan terus menambahkan temuan-temuan lebih lanjut dan mencermati info tentang inisiatif-inisiatif lainnya.
cover foto : Melati Di Tepi Cisadane dari arsip tulisan tangan Tuba bin Abdurahim
ada kertas-kertas yang terselamatkan, tetapi bagian terbesar arsip lagu barangkali masih harus diekstrak dari ingatan para eks tapol,buku-buku lagu yang telah dituliskan kembali sesungguhnya merepresntasikan semangat kolektif, tentang musik yang menguatkan, tentang kisah-kisah bersama, tentang kerja-kerja penciptaan dan pengawetan bersama.
salam sayang dan hormat diberi
BAB I
[Lagu Untuk Anakku – Setiap Tragedi Menyisakan Nyeri, Tapi #MusikMenguatkan
Mengalirkan dan Merawat Harapan – Konser Lagu untuk Anakku (Songs of Survivor)
PADUAN SUARA DIALITA : SALAM HARAPAN PADAMU KAWAN
BAB II
SEKEPING KENANGAN – Fragment of Memory (Full Movie) – Prison Songs ’65 [Taman 65]
Prison Songs (Nyanyian Yang Dibungkam) Membangun Jembatan Sejarah #1965
BAB III
Sri Wahyuni (Bu Nik) : Disasar Karena Menari *simak “Cucuku” Frau featuring Kohler Clarinet Quartet dan “Rawa Pening” Kroncongan Agawe Santosa Berdasar Lagu Yang Ditulis Bu Nik #Penyintas65
“Gejolak Makam Keramat” – Teater Tamara *Teater Tamara (Tak Mudah Menyerah) adalah Teaternya Ibu-ibu Penyintas ’65 Yang Tergabung Dalam KIPPER (Kiprah Perempuan)
BAB IV
Mendaki Bukit Usia – Pemuda Rakyat Dalam Tahanan Orde Baru : Kisah ‘Arsiparis’ Lagu-Lagu Tapol ‘65 dan Musisi Penjara Tuba bin Abdurahim
simak pula
Dari Balik Jeruji Besi : Musik dalam Dinamika Kekerasan Antikomunis *Kajian-kajian Kelana Wisnu Sapta Nugraha
Dari Balik Jeruji Besi : Musik dalam Dinamika Kekerasan Antikomunis *Kajian-kajian Kelana Wisnu Sapta Nugraha
simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)