Remembering 1965: Indonesian Cinema and the ‘Battle for History’
Darlene Machell ESPENA
Research Fellow, National Institute of Education, Singapore
Abstract
Using four films to probe the transformations in Indonesia’s historical memory, this paper examines how the Indonesian society remembers, interrogates, and comes to terms with one of their nation’s most traumatic episodes: the widespread communist purge that followed the failed coup on 30 September 1965. It also demonstrates how they reflect various perspectives on the 1965 killings that are—to an extent—part of the “Battle of History” (van Klinken 2001) in postSuharto Indonesia, wherein different historiographic traditions introduce new actors, reveal the nuances, and challenge longstanding dominant understandings of 1965.
Representasi tragedi 1965 dalam film (antropologi media dan film-film bertema tragedi 1965) – Tesis Universitas Indonesia oleh B.I Purwantari 2010
Perbincangan tentang peristiwa 1965 mencapai fase baru ketika terjadi perubahan politik di negeri ini tahun 1998. Narasi tentang peristiwa 1965 tidak lagi tunggal. Muncul narasi baru yang direpresentasikan oleh film-film tentang tragedi 1965.
Film-film ini muncul dalam konteks perfilman Indonesia yang belum menjadi sebuah industri dengan infrastruktur yang masih lemah, cukup ketat dikontrol negara melalui institusi sensor, memiliki sumber daya manusia terdidik di bidang film. Kondisiini turut memberi warna terhadap proses produksi film-film yang menampilkan tema tragedi 1965.
Film-film yang menampilkan narasi baru ini memediasikan rekonstruksi atas ingatan yang ditindas selama lebih dari tiga dekade. Rekonstruksi atas ingatan yang ditindas membantu kita memahami kehidupan politik, sosial, budaya sebuah kelompok masyarakat. Dari ingatan individu dan kolektif dapat direkonstruksi tragedi kemanusiaan 1965/1966: bentuk dan derajat kekerasan serta luas cakupan tragedi yang terjadi saat itu.
BAB II FILM INDONESIA DAN TRAGEDI 1965,
BAB III Rekonstruksi Ingatan Yang Ditindas,
BAB IV HOROR, TRAUMA DAN TRAGEDI 1965,
Begitu banyak film alternatif terkait peristiwa 1965. Masing-masing menawarkan beragam suara dan sisi. Literasi film sejarah perlu digencarkan di ruang-ruang pendidikan maupun publik agar ingatan publik tentang peristiwa 1965 tidak hanya dipicu oleh film “Pengkhianatan G30S” tapi juga perspektif-perspektif lain yang disampaikan oleh film-film alternatif.
Laporan Riset Selengkapnya
(RE)KONSTRUKSIMEMORI: TRAGEDI 1965 DALAM FILM INDONESIA PASCA REFORMASI
Penelitian : Dewi Yuri Cahyani, S.Sos, M.Si, Imron Hadi Tamim, SS, MA
[Rekaman Webinar PUSDEMA] Tragedi 1965, Kekerasan, dan Ingatan Kolektif Dalam Film Horor Indonesia
Artikel/Kajian Lainnya
Film, Teror dan Luka Bangsa – Ariel Heryanto
Kesaksian Binal Bugil dari Negeri Preman – Ariel Heryanto
The 1965-1966 killings: Facts and fictions in dangerous liaisons – Ariel Heryanto
Film Indonesia Memotret Peristiwa 1965 – Rizky Sekar Afrisia
1965 yang Menjelma Sinema – cinema poetica
Remembering Indonesia’s 1965 killings in film – Windu Jusuf
Kado Joshua Oppenheimer Untuk Indonesia : Trilogi ‘The Act of Killing’ (Jagal), The Look of Silence (Senyap), The Globalization Tapes (Tetralogi + Disertasi)
Para Sineas dan Pekerja Film Mengungkap Jejak Sejarah Hitam Genosida / Kejahatan Kemanusiaan / Tragedi 1965-1966
Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)