“… Hal pertama yang mengejutkan saat orang membaca kisah dalam buku ini adalah tidak saja soal pembantaian yang melampaui akal sehat manusia, khususnya penghinaan seksual, perkosaan dan penyiksaan seksual, tapi juga rasa bersalah…” [Prof. Dr. Saskia E. Wieringa – University of Amsterdam Director International Information Centre and Archives of the Women’s Movement, Amsterdam]
“… dari kumpulan tulisan ini, paling sedikit pembaca dapat mengetahui betapa luar biasanya kekejaman yang dilakukan terhadap kelompok perempuan tersebut. Dan stigma itu ditancapkan sepanjang era Orde Baru…” [Dr Asvi Warman Adam, Ahli Peneliti Utama LIPI]
“… Saya kira buku ini sangat patut dimiliki bukan hanya bagi orang-orang yang punya minat terhadap peristiwa korban 65, tapi bagi semua orang yang ingin mengetahui apa itu kekejaman, apa itu penderitaan, apa itu manusia tanpa peri kemanusiaan dan yang terpenting lagi apa itu politik keji dan kotor. Semua itu ada dalam buku Fransisca ini. Saya hanya ingin mengucapkan selamat membaca buku yang bagus ini…” [Dr. Asahan Aidit – Penulis dan Penyair Sastra Eksil, anggota milis sastra pembebasan]
Umi Sardjono meninggal di Jakarta pada 11 Maret 2011 di usia 87 tahun. Tulisan ini merupakan bagian tulisan di buku Kembang-Kembang Genjer yang diterbitkan tahun 2006.
Tentang Perempuan yang Tak Pernah Menangis*
*dari buku Kembang-Kembang Genjer, Lembaga Sastra Pembebasan, 2006. Judul asli: Harga Sebuah Kesetiaan.
*dari buku Kembang-Kembang Genjer, Lembaga Sastra Pembebasan, 2006
*dari buku Kembang-Kembang Genjer, Lembaga Sastra Pembebasan, 2006
DAFTAR ISI BUKU
Kata Pengantar: Prof.Dr. E. Wieringa – ix
Kata Pengantar: Dr. Asvi Warman Adam – xv
Prakata – xxv
1. Terseret Genjer – 1
2. Rumah Tua Depan Pabrik Gula – 11
3. Kepedihan Ingatan – 27
4. Ibu Yang Disingkirkan – 39
5. Sang Pemimpin – 53
6. Ia Dituding Penjagal Manusia – 65
7. Harga Sebuah Kesetiaan – 79
8. Jalan Tak Berujung – 99
9. Dendam Membantu – 109
10. Slayer Merah Penguak Sejarah – 121
11. Pertempuran di Garis Depan – 133
12. Disiksa Karena Bapak – 143
13. Sendiri di Ujung Senja

Book Review ‘Women victims of 1965 speak out’ – Carmel Budiardjo
Kembang Kembang Genjer, (Genjer Flowers) by Fransisca Ria Susantl, September 2006. Published by Lembaga Sastra Pembebasan, 165 pages, with forewords by Prof. Saskia E. Wieringa and Dr. Asvi Warman Adam.
selengkapnya Bulletin TAPOL 186 hal 21-23
Abstrak “Kembang-Kembang Genjer”–Istilah yang akrab dengan „wanitanya PKI‟. Mereka di cap sebagai tangan kanan dan pendukung setia Partai Komusi Indonesia. dalam novei Kembang-Kembang Genjer Karya Fransisca Ria Susanti dipaparkan tak sedikita atau bahkan hampir semua mantan tapol yang teridentifikasi sebagai anggota Partai Komunis nasional adalah fitnah. Perempuan dalam novel KembangKembang Genjer mengalami opresi politik yang luar biasa sehingga menimbulkan luka batin yang tidak bisa dihapus seumur hidup.
simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)