The International Women’s Tribunal: Gender Just Peace by LSE
Twenty years ago, the Women’s International War Crimes Tribunal on Japan’s Military Sexual Slavery took place in Tokyo, Japan. This documentary commemorates the anniversary by acknowledging the Tribunal as a significant landmark and exploring its legacy. The documentary is a reminder of the collective shame on the part of states that to this day have done little to deliver justice. But it is also a story of when women, confronted by the catastrophic failure on the part of states to secure a gender just peace, took action. It is a model of what is possible when international law is applied through a gender lens and the transformative potential of international law.
Animasi ini menggambarkan kisah seorang perempuan muda yang dibawah ke Pulau Jawa sebagai budak seks para tentara Jepang. Chung Seo-woon, korban sebenarnya dari Perang Dunia, menceritakan kisahnya dengan suara aslinya.
Film Dokumenter Belanda “Omdat Wij Mooi Waren” (Karena Kami Cantik) 2010 – subtitle Indonesia
Praktik kontroversial Jugun Ianfu semasa Perang Dunia II memicu luka batin bagi banyak perempuan di Tanah Air. Pemerintah RI, menurut aktivis, tak mendukung korban laiknya di Korsel atau Tiongkok. Kenapa?
Niyem dan Ronasih punya banyak kesamaan, kendati mereka terpisah ratusan kilometer dan tidak pernah saling mengenal ataupun bertemu. Mereka sama-sama dijemput militer ketika masih 13 tahun, keduanya dianggap cantik pada masanya, dan akhirnya diperkosa tentara pendudukan Jepang di Indonesia.
Ronasih tinggal di Serang, Banten, sementara Niyem di Jawa Tengah. Pengalaman pahit diperkosa menjelang berakhirnya Perang Dunia II dalam kedok ‘perempuan penghibur’—biasa dijuluki Jugun Ianfu—terus menorehkan luka di hati keduanya. “Ibu sudah menganggap saya mati,” kata Niyem dalam film dokumenter Omdat wij mooi waren karya jurnalis Belanda Hilde Janssen dan fotografer Jan Banning yang amat lengkap mengulas bukti perbudakan seksual keji militer Jepang di Indonesia. Keduanya juga menggelar pameran foto korban jugun ianfu asal Indonesia pada 2010.
JUGUN IANFU ( Sejarah Yang Terlupakan ) – Full Version
Mama-Mama Timor Melawan Perbudakan Seksual Dengan Tato
Buku ini berisi pengalaman para penyintas, pegiat HAM global dan yurisprudensi hukum bagaimana suatu Pengadilan Rakyat berproses. Legitimasi keadilan yang biasanya didapatkan dari negara pada dasarnya didapatkan melalui kedaulatan rakyat. Tribunal Tokyo diinisiasi oleh para penyintas beserta para pegiat HAM Global yang didukung oleh masyarakat internasional. Tribunal ini membuktikan bahwa penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dapat dilakukan tanpa legitimasi negara. Bukan tidak mungkin para penyintas pelanggaran HAM yang berat masa lalu di Indonesia menggunakan metode ini untuk mencapai keadilan.

Jugun Ianfu, Budak Wanita di Masa Penjajahan Jepang – tirto.id
Bincang Redaksi-13: Di Balik Penugasan Kisah “Nona Djawa” – Mahandis Yoanata Thamrin
Webinar Prodi Sejarah USD Kekerasan terhadap Perempuan pada Masa Jepang: Jugun “Ianfu”
Kekerasan terhadap perempuan pernah terjadi di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Pada tahun 1942-1945, tentara Jepang melakukan perekrutan terhadap para perempuan di Indonesia untuk dijadikan budak nafsu serdadu Jepang. Namun, kisah ini masih belum banyak diketahui. .
Narasumber: Eka Hindra, Peneliti Ianfu Indonesia dan Penulis Buku Momoye: Mereka Memanggilku Anna Mariana, Penulis Buku Perbudakan Seksual: Perbandingan Antara Masa Fasisme Jepang dan Neofasisme Orde Baru
Karya Seni (dari Indoneia) Yang Mengangkat Persoalan Jugun Ianfu
Java’s gloomy history of Ianfu in portraits – GANUG NUGROHO ADI (the jakarta post)
karya lukis potret ianfu karya Dewi Candraningrum
[Opinion] Honoring our former military sex slaves – Dewi Candraningrum Artist / the jakarta post
The Forgotten Yellow Butterfly, Long Road To Justice | Tafsir Ianfu Dalam Lukisan Dewi Candraningrum
TARI iANFu, POTRET KELAM PEREMPUAN JAWA , Live Stream dari BALAI SOEDJATMOKO SOLO
” Kamar 11″ – Koreografer ( Dwi Surni ) DSC
KAMAR 11 : Terinspirasi dari cerita suram salah satu korban Ianfu yang bernama Mardiyem (Momoye) pada masa penjajahan Jepang tahun 1942. Penyekapan,penyiksaan yang menjadi sebuah pemberontakan untuk menuntut dan kemerdekaan seorang perempuan meskipun negara ini sudah merdeka.
12 Perempuan Gelar Pameran Ianfu di Jakarta
Kitab Visual Ianfu dan Percakapan Waktu – Jurnal Perempuan
simak pula
Warisan Repertoar Kekerasan Pemerintah Pendudukan Jepang 1942-1945 dan Genosida Politik 1965-1966
Perbudakan Seksual, Pelacuran Paksa dan Perkawinan Paksa Selama dan Sesudah Masa Pembunuhan