Kembangkan Moral Komunis : Kisah Peris Pardede dari Majalah Bintang Merah, PKI Comite Djakarta Raya Hingga Ketua Kontrol CC PKI.

cover foto : Paris Pardede sumber Kami Perkenalkan (1954) – wikiosource

{MAHMILUB} Putusan Mahkamah No. PTS 07/MB/VI/PPAA/1966, tanggal 23 Juni 1966 tentang Vonis Hukuman Mati untuk Peris Pardede – Ketua Komisi Kontrol CC PKI

Peris Pardede, Pedagang Arloji Jadi Petinggi PKI -historia.id

Dekat dengan D.N. Aidit, dia ikut membangun kembali PKI. Memimpin komisi kontrol untuk mendisiplinkan anggota partai. Ditangkap dan dihukum mati.

Pada tahun 1950-an, Aidit dan Lukman menghidupkan kembali Bintang Merah. Majalah itu resmi diluncurkan pada 15 Agustus 1950. Duduk dalam susunan dewan redaksi, antara lain: Aidit, Njoto, Lukman, dan Peris Pardede. Kantor redaksi menumpang di kediaman Peris Pardede di Jalan Kernolong 4 Jakarta.

Trikoyo Ramidjo, yang terlibat penerbitan Bintang Merah, menuturkan, tempat redaksi Bintang Merah itu sekaligus kantor CC PKI. Lalu, beberapa saat kemudian, kantor CC PKI dipindahkan ke gang Lontar.

simak selengkpanya Jejak Majalah PKI Bintang Merah : “Bintang Merah kita memberikan sinar tjemerlang menerangi djalan jang harus ditempuh…” 

Suara “Merah” Ibukota: Geliat Politik Partai Komunis Indonesia Comite Djakarta Raya – Satriono Primo Utomo

Seluruh gerakan yang dilakukan oleh comite seksi PKI Djakarta Raya sejak 1950 dikomandoi oleh Peris Pardede yang didaulat sebagai sekretaris umum.[9]

“Welcome Home” Reinhard Pardede, Saksi Sejarah G30S – Ishak Pardosi

*eksil di Moskow kemudian di Belanda, adik Peris Pardede

[Sidang Mahmilub G30S] Asvi : Jelas targetnya,melenyapkan mereka!* I Genosida Politik 1965-1966

tentang Peris Pardede dalam Persidangan Mahmilub simak

gunakan pencarian indeks kata Peris Pardede dan Pardede

Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto – John Roosa (unduh)

dalam Dalih Pembunuhan Massal hal 209

Sementara pengamat (misalnya Wertheim) menduga bahwa tabiat Sjam yang suka mementingkan dirinya merupakan bukti bahwa ia memang bukan anggota PKI. Tapi para pengamat ini tidak memahami bahwa tokoh-tokoh seperti Sjam sama sekali tidak unik di dalam partai. Mantan kader-kader tinggi PKI lainnya mengkhianati partai sesudah mereka tertangkap, antara lain Sujono Pradigdo (kepala Komisi Verifikasi), Peris Pardede (kepala Komisi Kontrol), Sampir Suwarto (kepala
keamanan di CC-PKI), Kusnan (sekretaris pribadi Sudisman dan anggota Komisi Verifi kasi), dan Burhan Komalasakti (anggota Central Comite).47 Pengkhianatan-pengkhianatan semacam itu bisa dilihat sebagai reaksi yang dapat dimengerti terhadap siksaan atau ancaman fi sik terhadap
orang-orang yang mereka cintai. Namun begitu, beberapa pimpinan partai lainnya, bahkan anggota-anggota biasa, tidak menyerah terhadap siksaan. Bagi seorang loyalis partai yang keras kepala seperti Hasan, yang juga mengalami siksaan, pengkhianatan para pimpinan memberi petunjuk bahwa partai sudah menjadi terlalu borjuis pada 1965. Para pimpinan semestinya mencapai kedudukan mereka yang tinggi justru karena mereka telah membuktikan keberanian dan pengabdian mereka kepada partai. Bahwa partai dipimpin oleh orang-orang yang tidak mampu menghadapi penindasan militer dengan syaraf baja menunjukkan kepada Hasan, penganut garis perjuangan bersenjata Mao, bahwapartai mengandung kekurangan-kekurangan yang fundamental.

dalam Dalih Pembunuhan Massal hal 194

ANOTHER LOOK AT THE INDONESIAN “COUP” – Harold Crouch

gunakan pencarian indeks kata Peris Pardede atau Pardede

Jejak Majalah PKI Bintang Merah : ”Bintang Merah kita memberikan sinar tjemerlang menerangi djalan jang harus ditempuh oleh anggota Partai dan kaum buruh jang sedar akan klasnja.”

Jejak Majalah PKI Bintang Merah : ”Bintang Merah kita memberikan sinar tjemerlang menerangi djalan jang harus ditempuh oleh anggota Partai dan kaum buruh jang sedar akan klasnja.”

simak 1500 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o
13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s