cover foto dari goodreads : buku Chairul Saleh Tokoh Kontroversial oleh Irna H.N. Hadi Soewito (Editor)
Mengapa Irna HN Hadi Soewito tertarik menulis biografi Chairul Saleh? – Chris Eka Budianta
Penyingkiran dan Pemenjaraan 21 Menteri Loyalis Sukarno PaskaG30S dan Supersemar
*satu diantaranya adalah Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh
Chaerul Saleh, Pahlawan Bangsa yang Mati dalam Penjara – koransulindo.com
Jasanya bagi negara-bangsa Indonesia sangatlah besar. Pengikut Tan Malaka yang juga seorang Soekarnois garis keras. Hidupnya berakhir tragis: mati di penjara rejim Orde Baru.
Chaerul Saleh: Pendorong Proklamasi yang Dilupakan Negara – tirto.id
Mengembalikan Reputasi Sejarah Chairul Saleh Sebagai Nasionalis Tulen -aktual.com
Chairul Saleh dan Laut Teritorial Indonesia | HISTORIA.ID
Chairul Saleh dan Laut Teritorial Indonesia – historia.id
Laut teritorial Indonesia didapat dari perjuangan panjang berdasarkan Deklarasi Djuanda. Ada peran Chairul di dalamnya.
Deklarasi Djuanda 1957 merupakan terobosan sangat penting di bidang hukum, politik, ekonomi, budaya, integritas wilayah negara, dan keutuhan bangsa Indonesia. Hal itu tak lepas dari kontribusi dan peranan sangat menentukan dari Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja, Menteri Veteran Chaerul Saleh, dan pakar hukum laut Dr Mochtar Kusumaatmaja.
disalin dari Nugroho Wisnumurti (Kompas Cetak): Rezim Hukum Negara Kepulauan
Mesin waktu diputar ke 26 Juni 2019. Pada hari itu, Kementerian ESDM meresmikan nama baru gedung berusia 38 tahun ini sebagai Gedung Chairul Saleh. Chairul Saleh adalah Menteri Perindustrian dan Pertambangan dari Januari 1960 sampai Maret 1965 dan tokoh kemerdekaan Republik Indonesia.
dari Setiap Gedung Punya Cerita : Gedung Chairul Saleh Kementerian ESDM
[SHORT MOVIE] – Sejarah Chairul Saleh – Menteri ESDM Pertama RI MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES
simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)



Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)