*edisi-edisi API dalam publikasi merupakan bagian / berasal dari koleksi Perpustakaan Johann Christian Senckenberg, Goethe University, Frankfurt. Penyalinan / pemindaian elektronik edisi API dilakukan oleh Prabono Hari Putranto. terima kasih untuk kemurahan hatinya
API: An Indonesian Journal of the late 1960s–1970s from Albania
One of the Indonesian exile clusters was in Albania (van der Kroef 1973). Little is known about this particular cluster, except some fragmentary notes in the Yearbook of International Communist Affairs and a short online entry in Wikipedia (Indonesian Communist Exiles 2021). However, during the 1970s they were quite active in publishing propaganda materials against Suharto. The Library of Southeast Asian Studies has in its collections 19 regular Indonesian editions and 24 bilingual (English and French) editions of the journal API – Api Pemuda Indonesia which were published by Indonesian exiles living in Tirana. So far no research about Api Pemuda Indonesia seemed to have been conducted. It is not clear whether nobody has written something about it or whether these Indonesian publications simply went unnoticed. Only a handful of libraries in the world listed API in their collections, namely University Library Johann Christian Senckenberg in Frankfurt, Cornell University Library, University of Michigan Library, University of Sydney Library, Monash University Library, Leiden University Library, and the Library of the International Institute of Social History in Amsterdam. Besides the regular editions, the Library of Southeast Asian Studies also keeps some special editions which were published to commemorate some special occasions.
(Article by Prabono Hari Putranto, J.W.Goethe-Universität Frankfurt, Library of Southeast Asian Studies. This text is an “offspring” of the author’s ongoing research for a master’s thesis in Southeast Asian Studies at J.W.Goethe-University Frankfurt.)
simak
Indonesian communist exiles in Tirana – wikipedia
Mereka yang Terpaksa Mengembara Pasca-Peristiwa Gerakan 30 September 1965 tribunews.com
Chalik Hamid: Kuburan Kami Ada di Mana-mana
*salah seorang eksil 1965 di Tirana Albania dan pernah menjadi redaktur kebudayaan majalah API dan juga penyiar Radio Tirana
riwayat singkat disarikan oleh ultimus dalam buku kumpulan puisi Mawar Merah
CHALIK HAMID dilahirkan di kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara tanggal 16 Mei 1938. Kedua orang tuanya adalah petani berasal dari suku Batak. Setelah menamatkan sekolah Taman Dewasa/Taman Siswa di kota Kisaran, pada tahun 1958 ia melanjutkan sekolah ke SMA “Pembaruan” di Medan. Kemudian melanjutkan studi di “Akademi Kesenian” Medan. Dari Medan pindah ke Jakarta untuk meneruskan pendidikan di Akademi Ilmu Soaial “Aliarcham” (AISA).
Pada awal tahun 1965 ia meneruskan studi di negeri kecil Albania, Eropa Timur. Setelah Soeharto merebut kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno, Chalik tidak diizinkan kembali ke Indonesia baik di masa Orde Baru fasis Soeharto maupun di masa apa yang dinamakan reformasi. Ia bersama keluarganya terpaksa menjadi orang “kelayaban” di Eropa.
Kini ia menetap di Amsterdam, Holland, dengan kewarganegaraan Belanda karena paspornya dirampas oleh KBRI di zaman orba Soeharto. Hingga kini “pemerintah reformasi” Indonesia belum pernah mengakui perbuatan pelanggaran HAM, atas perampasan paspor warganya yang kini sebagian besar berkeliaran di Eropa dan negeri-negeri lainnya di jagat ini.
Sejak duduk di bangku sekolah Taman Dewasa Kisaran, Chalik sudah sering menulis di majalah Taman Siswa, di ruang kebudayaan harian Lembaga Medan, organ Partai Masyumi, satu partai yang legal pada saat itu. Kemudian karyanya banyak dimuat dalam sejumlah penerbitan seperti harian Jalan Baru, harian Harapan, harian Waspada, harian Indonesia Baru, harian Gotong Royong, harian Patriot, dan harian Cerdas di Medan. Selain di surat-kabar, ia juga menulis di beberapa majalah, terutama majalah Waktu Medan. Sedangkan di harian-harian ibukota, Chalik sering menulis di harian Bintang Timur dan Harian Rakyat. Ia pernah dihargai sebagai pemenang ke II hadiah sastra ruang kebudayaan Harian Rakyat Jakarta.
Di samping aktif di bidang kesusastraan, Chalik juga sebagai seorang deklamator dan pemain drama. Beberapa kali ia dihargai sebagai deklamator terbaik Sumatra Utara. Sering tampil membaca puisi dan cerpen di RRI Medan di bawah asuhan Prof. Bakri Siregar dan Sy.Anjasmara. Ketika masih di Medan, sering membawakan peran utama drama, seperti “Si Kabayan” Utuy Tatang Sontani, “Dosa dan Hukuman” Dostojevsky (saduran Bakri Siregar), “Orang-orang Baru dari Banten” Pramoedya Ananta Toer, dan drama-drama lainnya. Pementasan ini pada umumnya disutradarai oleh Bakri Siregar, Hr.Bandaharo, Sy.Anjasmara, Aziz Akbar, dan Kamaludin Rangkuty.
Ketika masih belajar di Medan, Chalik pernah menjadi ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) Sumatra Utara. Kemudian menjadi ketua Lekra cabang Medan dan mendirikan ansambel tari dan nyanyi “Baja Membara”, serta menjadi salah seorang anggota pimpinan Lekra Sumatra Utara.
Di luar negeri ia pernah menjadi redaktur kebudayaan majalah API yang terbit di Albania. Bekerja sebagai penerjemah dan penyiar bahasa Indonesia di radio Tirana/Albania. Karya-karyanya sering hadir di majalah-majalah Arah,Kreasi, dan Arena. Belakangan ia turut menjadi redaktur majalah Informasi milik organisasi “Persaudaraan” Amsterdam. Menjadi salah seorang redaktur majalah kebudayaan Kreasi yang diterbitkan oleh Yayasan Sejarah dan Budaya Indonesia (YSBI) di Amsterdam. Sering menulis di berbagai milis internet.
Kumpulan sajaknya yang pertama yang terbit dalam bentuk brosur bernama Bunga Mawar terbit di Brussel, pada tahun 1998, dengan editor A. Kohar Ibrahim.

unduh buku kumpulan puisi Mawar Merah



unduh Majalah API PEMUDA INDONESIA (edisi 1976 / 6 edisi – 1977 /1 edisi)
edisi-edisi API berikut merupakan bagian dari koleksi Perpustakaan Johann Christian Senckenberg, Goethe University, Frankfurt.
API No.6 Tahun Juni 1976 Lampiran 1
Dalam Bibliography of Exile Literature (Sastra Eksil) – Henri Chambert-Loir (Archipel 91, Paris, 2016), penulis berhasil mengidentifikasi 24 jurnal (majalah, buletin) yang diterbitkan oleh kalangan eksil. kami salinkan berikut ini
Aksi Setiakawan. Amsterdam, monthly, 10 p.
API (Angkatan Pemuda Indonesia). Tirana (Albania), Pemuda Pelajar Indonesia, quarterly, 1967-1980, 50 p.
Arah. Amsterdam, Yayasan Perhimpunan Indonesia, 1989-1992.
Arena, Majalah Opini & Budaya Pluralis. Culemborg (Netherlands) [ ? or Brussels], Stichting I.S.D.M., editor D. Tanaera. 1990-1992 (or more), 76 p.
Berita Pertimbangan. Paris, Budiman Sudharsono, 1980s.
Berita Tanpa Sensor. FDI ( ?).
Demi Demokrasi. FDI ( ?).
Fajar Merah. Moscow, Gepas Kiri – Gepari, 1970s.
I.F.M. Amsterdam, Komite Indonesia.
Indonesia Berjuang. Moscow, Gerpindo (Gerakan Patriot Indonesia, representing the PNI Front-Marhaenis abroad), 1970s
Indonesian Tribune. Tirana (Albania), English monthly, 1966-1977.
Indonesie, Chronique d’information sur les droits de l’homme et les prisonniers politiques. Paris, Tapol-France, quarterly, 1979-1980 or more.
Kancah. Paris, Perhimpunan Indonesia Raya, quarterly, 1981-1988, 76 p.
Kreasi (Kreasi Sastra dan Seni). Amsterdam [ ? or Brussels], Stichting Budaya, editor D. Tanaera, three issues a year, 1989-1997, 2001-2002, 90 p.
Marhaen Menang. Moscow, GEPAS (Gerakan Pembela Ajaran Sukarno) 1966-1969, Gerpindo (Gerakan Patriot Indonesia) 1969-1981 ; [GEPAS, representing the PNI Front-Marhaenis in the Soviet-Union, was taken up into its all-European representation in 1969].
Mimbar (Mimbar Informasi Studi Diskusi). Amsterdam, Stichting Indonesia Media, editor D. Tanaera, quarterly, 1990-1992, 90 p.
OPI. Moscow, Organisasi Pemuda Indonesia, bilingual (Russian-Indonesian), 1970-1980.
Pembaruan. Amsterdam, Stichting Budaya Pembaruan, editor D. Tanaera, quarterly, 1983‑1991, 70 p.
Sangkakala. Moscow, Gepas Kiri – Gepari, 1970s.
Suara Pemuda Indonesia. China, PPI (Perhimpunan Pemuda Indonesia).
Suara Rakyat Indonesia (Indonesian People’s Voice). Nanchang, 1967-1979 or later.
Tanahair. Paris, editor Kusni Sulang.
Tapol. UK, 1973-1991 (or more).
Tekad Rakyat. Moscow, Comite Luar Negeri PKI, 1967-1990.
Klayaban di Negeri Asing – Kompilasi Kisah-kisah Para Eksil 1965
Klayaban di Negeri Asing – Kompilasi Kisah-kisah Para Eksil 1965
Klayaban di Negeri Asing – Kompilasi Kisah-kisah Para Eksil 1965
Klayaban di Negeri Asing – Kompilasi Kisah-kisah Para Eksil 1965
Simak 1500 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)



Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)