Kisah Ibnu Santoro Dosen Ekonomi Universitas Gajah Mada Lulusan Universitas Winconsin Yang Dieksekusi dan Dikuburkan di Kuburan Massal Situngkup Wonosobo

cover foto screenshot Joyo Santoro adik Ibnu Santoro dari film Shadow Play.

Video Online Shadow Play Dengan Resolusi Yang Baik (tampa terjemahan indonesia)

Shadow Play – iproduksi oleh Hilton Cordell dan Vagabond Film dengan sutradara Sylvie Le Clazio dan Christ Hunt.

periksa sekitar  kesaksian Joyo Santoro adik Ibu Santoro di menit ke 40:00 dan menit 1:03:00 (pada saat penggalian kuburan massal)

Periksa Jendela Google Book “Buried Histories: The Anticommunist Massacres of 1965-1966 in Indonesia” (University of Wisconsin Press, 2020)

dalam kajian /buku terbarunya ini John Roosa Memaparkan Kisah Ibnu Santoro dalam bab Introduction.

Sekilas Kisah Rita Sang Istri Ibnu Santoro dan Tia Putrinya

Rentang waktu puluhan tahun dan ribuan kilometer tak memisahkan tragedi. Hal tak jauh beda dialami oleh Ibnu Santoro, seorang dosen ekonomi di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Ibnu Santoro ditemukan di Hutan Kaliwiro, Klaten bersama 22 orang lain yang telah menjadi tulang belulang. Sebelum diculik, Ibnu Santoro tengah mengikuti pendidikan Phd di Wisconsin University, Amerika, dalam masa studi tambahan tiga tahun setelah menyelesaikan pendidikan tingkat Master di universitas yang sama. Ibnu Santoro dipanggil pulang mengingat kondisi politik Indonesia-Amerika yang memanas, dalam kepulanganya, konon Ibnu Santoro ditawari untuk bergabung dalam HSI (Himpunan Sarjana Indonesia), dan konon pula, lembar pendaftaran tersebut masih kosong tak berisi ketika ia diciduk. Selang beberapa waktu di penjara kota, Ibnu Santoro diangkut truk menuju rimbun hutan entah berantah tempat eksekusi dimana ia bersama 22 orang lain ditembak dari belakang. Mayatnya tersembunyi dalam sunyi hutan Kaliwiru puluhan tahun lamanya.12 Kisah tersebut disampaikan dalam film dokumenter Shadow Play pada tahun 2001 yang diproduksi oleh Hilton Cordell dan Vagabond Film dengan sutradara Sylvie Le Clazio dan Christ Hunt. Dalam film tersebut, Joyo Santoro, adik dari Ibnu Santoro mengungkapkan detik-detik terakhir bertemu dengan kakaknya. Film tersebut menuntun saya untuk melakukan investigasi lebih jauh, berhadapan dengan istri dan anak dari Santoro dua orang yang dipisahkan dengan sang ayah sekaligus suami tanpa alasan, tanpa pengadilan, tanpa penjelasan. 13

Sebelum berangkat untuk menempuh studi di Amerika, Santoro menikah dengan Rita, mahasiswinya sendiri. Rita memutuskan untuk berhenti kuliah dan menjadi ibu rumah tangga, dari pernikahan tersebut lahirlah Tia, putri semata wayang. Alkisah pada suatu hari yang cerah Tia kecil tengah beramain dengan anak-anak lainya, keadaan belum petang kala itu, dan munculah truk mengangkut pria penuh sesak dan diantaranya Ibnu Santoro. Tia mencoba mengejar, tapi apa daya, tenaga kecilnya tak mampu menandingi deru mesin. Ingatan itu adalah ingatan terakhir Tia mengenai ayahnya, ingatan samar-samar katanya, namun yang jelas, ayahnya pergi dan tak kembali.

Sebagai ibu rumah tangga, Rita tak memiliki penghasilan, setelah Santoro diculik tanpa surat perintah, tanpa pengadilan dan tanpa kabar. Rita kesulitan betul untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Apa yang dipunya dijual, baju, handuk, dan lain sebagainya semata untuk menyambung hidup untuk makan hari demi hari. Dalam situasi mencekam, pembantaian 

simak selengkapnya di Rian Adhivira Prabowo – Hilang: Dari Auswich ke 1965 Pemaknaan Hidup Penyintas

khususnya periksa sub judul Dari Frankl ke Ibnu Santoro 

*Seluruh cerita mengenai keluarga Ibnu Santoro disini diperoleh dari hasil wawancara dengan sang anak. Adapun dalam Shadow Play, satu-satunya pihak keluarga yang ditampilkan adalah Joyo Santoro, anak paling bungsu dari tiga bersaudara Ibnu Santoro. Nama istri dan anak disamarkan dalam tulisan ini.

Film Dokumenter Mass Grave, Digging Up The Cruelties (An Indonesia’s Forgotten Barbarism) – Penggalian Kuburan Massal Wonosobo

Daftar Korban Pembunuhan Massal 1965-1966 Dari Kuburan Massal Plumbon dan Wonosobo 

periksa pula

Sejarawan UGM Abdul Wahid yang kini tengah meneliti dampak peristiwa G30S 1965 di berbagai universitas di Indonesia menemukan fakta adanya genosida intelektual. Dari 10 kampus yang ditelitinya, diperoleh data sekitar 299 dosen dan 3464 mahasiswa ditahan, hilang atau bahkan tewas sehingga berhenti dari kegiatan belajar-mengajarnya. Intelektual kiri UGM menempati urutan pertama yang paling banyak disingkirkan, meliputi 115 dosen dan 3.006 mahasiswa.

Selain dosen dan mahasiswa, dalam disertasinya tentang standarisasi pendidikan guru sekolah di Indonesia 1893-1969, sejarawan UGM Agus Suwignyo menemukan pula fakta hilangnya guru-guru sekolah yang berafiliasi kepada PKI. Akibatnya banyak murid sekolah kehilangan guru-gurunya yang kritis serta memiliki kesadaran politik. Sebagian besar mereka tergabung dalam organisasi PGRI Non Vak Central yang dinyatakan terlarang berdasarkan keputusan No. 85/KOGAM/1966 yang ditandatangani Soeharto pada 31 Mei 1966.

Kesempatan untuk mengabdikan ilmu pengetahuan di tanah air juga terhambat bagi para pemuda yang sebelum 1 Oktober 1965 berangkat tugas belajar keluar negeri. Mereka yang mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) atau dari jawatan kerjanya masing-masing, terpaksa mengurungkan niatnya pulang untuk menghindari penangkapan. Banyak dari eks mahasiswa ikatan dinas (Mahid) itu yang akhirnya bekerja di luar negeri, mengamalkan ilmu dan keterampilannya untuk negeri orang.

disalin dari Kerugian Nasional Akibat Genosida Politik 1965-1966 – Bonnie Triyana 

Campus on Fire: Indonesian Universities During the Political Turmoil of 1950s-1960s –Abdul Wahid

Menurut Abdul Wahid, peristiwa pembunuhan massal 1965 dapat disebut sebagai “politisida atau genosida”, sedangkan pemberangusan yang juga terjadi di dunia akademik ia menyebut dengan istilah “Intellectualcide” (Genosida Intelektual)……..Terjadinya operasi militer pada 30 September 1965 yang telah membunuh 6 Jenderal dan 1 Perwira Tinggi TNI AD, disikapi oleh militer pro-Soeharto dengan bergerak cepat dan memonopoli arus informasi publik dengan menuduh PKI sebagai pelaku operasi militer. Pemburuan dan kejahatan kemanusian kemudian terjadi diberbagai daerah dengan menyasar para komunis dan Soekarnois. Kampanye counter-revolutionary/ anti-komunis di kampus dimulai serentak di minggu pertama Oktober yang dilakukan dengan proses seperti berikut:

  • Menteri PTIP menerbitkan SK No.1/dar 1965 untuk membekukan 14 lembaga yang (diduga) berafiliasi ke PKI
  • SK No.4/dar 1965 untuk menutup 2 institut PKI lain;
  • SK No. 16/dar 1965 membubarkan CGMI, Perhimi, IPPI
  • Ini ditindak lanjut dengan Instruksi TNI no. 22/KOTI/1965 tanggal 10 Oktober men-skrining semua kampus
Untitled

dari laporan diskusi bersama Abdul Wahid, seorang dosen di jurusan Sejarah UGM, selengkapnya simakGenosida Intelektual Pemberangusan Ideologi dan Kaum Kiri di Kampus Indonesia Pasca September 1965 -Arif Novianto (mapcorner)

Genosida Intelektual 1965-1966 : Menyapu Kaum Intelektual Marhaenis / Soekarnois dan Intelektual “Merah dan Ahli”

Genosida Politik 1965-1966 dan Hilangnya Satu Generasi Intelektual Indonesia

Genosida Intelektual 1965 dan Perampasan 16 Institusi Pendidikan ‘Kiri’

Kerugian Nasional Akibat Genosida Politik 1965-1966 : Kisah Para Doktor dan Guru Besar Yang ‘Dibungkam’ dan Tersingkir di / dari Tanah Airnya.

Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o
13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o
13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s