Jejak Himpunan Sardjana (Sarjana) Indonesia (HSI) dan Gagasan Peran ‘Intelegensia’ Kiri

THE COMMUNIST IDEAS OF ECONOMIC DEVELOPMENT THE PKI’S INTELLECTUAL GROWTH DURING THE GUIDED DEMOCRACY PERIOD 1959-1965

Farabi Fakih Dapertement of History, Gadjah Mada University, Yogyakarta

Terutama periksa bagian  C. Intellectuals and the PKI

Jusuf Aditjorop, in a speech at the third pleno meeting of the central committee held in 1961, blames the bourgeois condition of Indonesian intellectual as a result of the colonial education that was received by core academic of the country (ANRI, KOTI inv.nr. 1118). Western trained social scientists would have more impact by 1963. Yet, from the early 1960s, the PKI branched out to create better relations with the intellectual community. It understood that the intellectuals were one of the weaker elements in which the PKI had forged relationship with (Siswojo, 1959:8-9). The intellectuals were different from the experts. Intellectuals which the PKI had in mind were forged from their participation in the revolution, which bonded them to the people (ANRI, KOTI inv.nr. 1118). The experts and their ‘neutral, bourgeois science’ are not organically connected as the intellectuals, whose idea of science is grounded on a political belief.4 The intellectuals whom the PKI valued were the revolutionary intellectuals (ANRI, KOTI inv.nr.812). These people want to use science as a means to create changes in society. Himpunan Sardjana Indonesia, a PKI proxy

Himpunan Sardjana Indonesia, a PKI proxy organization for academics, was formed in March 1961 with branches in Jakarta, Yogyakarta, Bandung and Surabaya with a membership of around 300 persons. These cities hosted major Indonesian universities. Many of the members were Communist sympathizers who worked as lecturers in major universities. The HSI conducted general lectures in Jakarta and various cities of Central Java, often invited by PKI branches of smaller cities. A work team was created in Jakarta in order to analyze the economic condition of the masses. The Yogyakarta branch has published an HSI bulletin, created a Committee for the Research of the Living Conditions of the Masses and various study-groups in various sciences, opened up a consultancy bureau, invited members of mass organizations to give lectures and conduct research in cooperation with these proxy mass organization

dokumen arsip koleksi IVAA – Surat dari Ketua Himpunan Sardjana Indonesia (HSI) kepada ASRI

beberapa kisah anggota Himpunan Sardjana Indonesia

(kami akan terus menambahkan sosok-sosok kalangan intelegensia anggota HIS lainnya)

Kisah Doktor Busono Wiwoho Salah Seorang Bidan Kelahiran Fakultas Psikologi UGM dan Inisiator Himpunan Sarjana Indonesia (HSI) #100TahunBusonoWiwoho

Kisah Prof. Dr Tjan Tjoe Siem dan Prof Tjan Tjoe Som (UI),

Plantungan – Pembuangan Tapol Perempuan : Kisah dr. Sumiyarsi Siwirini C Yang Dituduh (Difitnah) Sebagai ‘Dokter Lubang Buaya’

Sumiyarsi terpilih menjadi anggota dewan eksekutif HSI beberapa waktu sebelum 30 September 1965.

Carmel Budiardjo: Survivor Gulag Indonesia (65), Peraih Penghargaan the Right Livelihood Award,Putri Sulung Bangsa Papua, Tjut dan Bintang Timor Leste

Heryani Busono Wiwoho Dari Wirogunan Hingga Kamp Plantungan : Memoar ‘Mengembara Dalam Prahara’ dan Dendang Lagu Untuk Anakku

Anggota HSI Yogyakarta.

Kisah Ibnu Suntoro Kisah Ibnu Santoro Dosen Ekonomi Universitas Gajah Mada Lulusan Universitas Winconsin Yang Dieksekusi dan Dikuburkan di Kuburan Massal Situngkup Wonosobo

periksa sub judul Dari Frankl ke Ibnu Santoro dari artikel Hilang: Dari Auswich ke 1965 Pemaknaan Hidup Penyintas – Rian Adhivira Prabowo

sepulang dari studi di Amerika ia sempat ditawari menjadi anggota HSI, namun sebelum sempat mengisi dan menandatangani formulir ia ditangkap dan kemudian di eksekusi di hutan Situkup Wonsobo.

periksa pula

Genosida Intelektual 1965-1966 : Menyapu Kaum Intelektual Marhaenis / Soekarnois dan Intelektual “Merah dan Ahli”

Genosida Politik 1965-1966 dan Hilangnya Satu Generasi Intelektual Indonesia

Genosida Intelektual 1965 dan Perampasan 16 Institusi Pendidikan ‘Kiri’

[rekaman diskusi] Universitas Rakyat (UNRA) : Ide dan Praktik Pendidikan “Merah” 1958-1965

Kerugian Nasional Akibat Genosida Politik 1965-1966 : Kisah Para Doktor dan Guru Besar Yang ‘Dibungkam’ dan Tersingkir di / dari Tanah Airnya.

Perburuan dan Pemberangusan Bapak Ibu Guru dan PGRI Non Vaksentral (PGRI NV)

Studi, Organisasi, Revolusi : Menelusuri Jejak ‘Hilang’ Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI)

Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia : Pohon Kecil itu tak bisa melawan badai yang menerpanya. Tumbang * Kesaksian Tapol 65 eks Pimpinan/Kader IPPI

simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Bookmark and Share
13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o
13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s