Neraka Penyiksaan Orde Baru : Dari Rumah Setan di Gunung Sahari, Horor Gang Buntu, Kremlin Hingga Bungker di Gedung Yang Kini Dijadikan Kantor Komnas HAM

Tinjauan Buku

Judul: Neraka Rezim Soeharto: Misteri Tempat-tempat Penyiksaan Orde Baru
Penulis: Margiyono (ed.) dan Kurniawan Tri Yunanto
Ilustrasi: Yayak Iskra
Penerbit: Spasi dan VHR Book, 2007
Tebal: 250 halaman + Pengantar dan Pendahuluan

13315516_783207561779719_7510672424921613884_n

Neraka Rezim Suharto (the Untold Story)

Oleh: Harsutejo

Rumah Setan di Gunung Sahari terletak di Gunungsahari III, sebuah rumah besar milik seorang Tionghoa yang dirampas dan dijadikan markas Operasi Kalong setelah tragedi 1 Oktober 1965. Operasi di bawah Mayor Suroso ini pula yang berhasil menangkap orang keempat PKI Sudisman karena pengkhianatan kawan dekat dan pembantunya. Algojo yang bernama Letnan Bob tersohor kekejamannya, setiap tapol di Jakarta gemetar jika dibon olehnya ke markas Kalong. Alat penyiksa standar berupa pentungan kayu dan karet, buntut ikan pari yang dipasangi paku kecil, kabel dengan lempeng-lempeng yang dialiri listrik. Setiap tapol baru dikejutkan dan dihancurkan mentalnya dengan siksaan alat-alat tersebut, apapun yang diakuinya. Sengatan listrik merupakan ujung kekuatan seorang pesakitan berakhir. Setiap tapol perempuan diperiksa dengan telanjang bulat, demikian juga dengan interogatornya.

 

Neraka Bagi Musuh Penguasa – Arwani

Menyusuri Rumah Penyiksaan Soeharto I korantempo

Artikel berdasarkan temuan buku Neraka Rezim Soeharto: Misteri Tempat-tempat Penyiksaan Orde Baru

Sejarah hitam Gang Buntu I merdeka.com

Kremlin & penyiksaan aktivis orde baru I merdeka.com

Bekas Tempat Penyiksaan untuk Pembela HAM – hukumonline

Gedung Komnas HAM Terkesan ‘angker’ di malam hari. Daya tampungnya juga sudah tak memadai.

tentang Rumah Setan di Gunung Sahari simak pula

Operasi Kalong : Dari Penangkapan, Interogasi Hingga Siksa Pecut Buntut Pari 

simak pula

The Truths of Torture : Victims’ Memories and State Histories in Indonesia – John Roosa

Praktek Penyiksaan Sistimatis Selama Penahanan Massal 1965-1966 dan Penanganan Tapol

In Defiance : Voices of Torture Survivors – Video Kesaksian Para Survivor Penyiksaan ’1965 : Sri Wahyuni, Mujiati, Sri Sulistyowati, Sri Suprapti, Sutikno, Putu Oka Sukanta, Tan Swie Ling

Kompilasi Ebook : “Hak Asasi Manusia Di Bawah Ancaman Penyiksaan”

Simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Kejahatan Orba dan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s