Dalam narasi sejarah Orde Baru, Tari Harum Bunga identik dengan lagu Genjer-Genjer yang dipopulerkan oleh Bing Slamet dan Lilis Suryani pada 1962. Keduanya kerap disebutkan sering dimainkan bersama dalam sebuah ritual pembunuhan di Lubang Buaya.
Dalam Kamus Gestok (2003: hlm.114), Hersri Setiawan, sastrawan yang menjadi eks tapol Pulau Buru, menjelaskan Tari Harum Bunga diciptakan oleh anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) cabang Jawa Tengah yang bernama Suyud. Namun, Setiawan tidak menjelaskan lebih jauh kapan dan untuk tujuan apa tarian tersebut diciptakan.
Satu hal yang diketahui, Suyud (Sujud dalam ejaan lama- cat admin) cukup mendapat perhatian dari para pembesar PKI berkat karya-karyanya. Menurut Michael Bodden dalam “Dynamics and tensions of LEKRA’s Modern National Theatre, 1959-1965” yang disunting Jennifer Lindsay ke dalam Heirs to World Culture: Being Indonesian, 1950-1965 (2012: hlm.474), sejak pertengahan 1950-an, Sujud sudah dikenal sebagai pencipta drama tarian ulung yang kerap menyisipkan pesan anti-kapitalisme dalam tari ciptaannya.
Pada bulan Mei 1965, Suyud pun dilibatkan dalam penggarapan sendratari bertajuk “Djajalah Partai dan Negeri” yang digelar selama tiga hari untuk memperingati hari ulang tahun PKI. Ada puluhan tari tradisional yang dipentaskan dengan melibatkan tidak kurang dari 150 penari dan 400 penyanyi. Pagelaran diakhiri dengan puisi pendek yang ditulis oleh Aidit.
dipetik dari Fitnah dalam Sejarah Tari Harum Bunga – tirto.id
periksa pula
Dynamics and tensions of lekra’s modern national theatre, 1959-1965 Michael Bodden dalam buku Heirs to World Culture: Being Indonesian, 1950-1965 (hal 453 – 448)
*Dalam indeks Sujud (Suyud dalam ejaan lama) disebutkan sebanyak 9 kali
Unduh disini https://brill.com/view/title/23387
Though LEKRA and the PKI began to take an interest in sendratari in 1963-1964, the ground for this interest appears to have been fertilized well before the sendratari form was itself created. According to Hersri Setiawan, one of the main reasons cultural workers of the Left began to pursue the development of this new dance drama form for their own purposes may have been the popular success of the Central Javanese choreographer, Sujud, with his dance drama Blandjo wurung (Can’t make ends meet) which was created and per formed circa 1955-1956. This dance drama, taking as its theme the spiraling prices of goods, perceived as resulting from the incompetence and malfeasance of government officials who were in league with foreign capitalists, began to take shape around a song composed by Sujud (possibly in collaboration with his wife), Blandjo wurung. Dance was added to make the piece visually communicative, and since the song included elements of dialogue, a minimal, fragmentary libretto was also constructed for the piece. The song lyrics and the dialogue were in Javanese, and gamelan accompaniment provided the music.35 This fitted with both LEKRA’s and the PKI’s interest in building a ‘national culture’ based on what it considered to be ‘good’36 traditions and the revolutionary present, as well as the idea of some leftist drama observers that theatre should be in local languages so as to more easily connect with larger audiences.
******
Lagu “Gendjer-gendjer”, Siapa Penciptanya? – kompas
Lagu Genjer-Genjer, masa penjajahan Jepang dan stigma PKI – bbc
Lagu “Gendjer-gendjer” dan Penderitaan Keluarga Pengarang yang Dicap PKI – kompas
“Genjer-Genjer” yang Terus Ditakuti – tirto.id
emak e tole, nembange genjer-genjer (03)
si fasis; sang patriark itu
(dai nippon lantas orba)
karya a.iswinarto
simak
ALBUM RUPA dan LAGU GENJER-GENJER
Memahami Fakta Sejarah VS HOAX/Penggelapan Sejarah G30S 1965 dan Setelahnya Dalam 10 Menit.[Sebuah Langkah Awal]
FITNAH DAN DUSTA KEJI DI BALIK LEGENDA LUBANG BUAYA (DAN GERWANI SEBAGAI KUMPULAN PEMBUNUH DAN SETAN)
Mitos Durga, Fitnah Lubang Buaya dan Cap Perempuan Jalang Terhadap Gerwani
TIDAK ADA PENYIKSAAN TERHADAP 6 JENDERAL;
Propaganda, Teror, Dendam dan Luka Bangsa (Membedah Film #G30S versi Orba / Film Pengkhianatan G30S/PKI )
Komik Aji Prasetyo : Produk Propaganda (Membongkar Hoax Orba) [pameranonline]
Simak FULL Movie Film The Women and The Generals – Maj Wechselmann
1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)


