‘penghormatan/pemulihan harkat’ para korban pembantaian massal “65 bagi mereka yang terkubur; tanpa doa; tanpa upacara; tanpa bunga
Perindu “Rekonsiliasi Ruh”
Puisi Romo Budi Aloysius Budi Purnomo.
Dialah Mbah Kelik warga Plumbon penutur cerita saksi sejarah yang merindukan “Rekonsiliasi Ruh” agar bangsa ini damai sejahtera
Para kurban itu –
Mereka PKI – katanya
ditembak sepihak
mati
lalu tumbang
terlempar ke lubang
terkubur
tanpa doa
tanpa upacara
tanpa bunga
mbah Kelik merindukan
agar Ruh-Ruh Mereka Bahagia
apakah kerinduan kita?
paling tidak aku
ikut merindukan juga
16.12.2014
11.11
*dalam buku “Rinduku Lahir Menjadi Penyair”
KUBURAN MASSAL PLUMBON, SEMARANG
Moetiah
Soesatjo
Darsono
Sachroni
Joesoef,
Soekandar,
Doel Khamid
Soerono
KUBURAN MASSAL HUTAN SITUKUP KALIWORO WONOSOBO
Sandiwijoyo
Dolah Asror
Tondo Prapto
Harsono Siswosumarto
Amin
Amat Ali
Marlan
Drs Ibnu Santoro
Muhadi, A Song
Tony
Sudiyono, Widodo
Sri Murwani
Setyo Mudjiono
Maryono
Slamet Suyatno
Siswohardjono
Sumitro
Supraworo
Sudibyo.
kliping
Muchran punya kegemaran baru setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, yakni judi togel. Warga Kendal, Jawa Tengah, ini rela berkelana ke tempat-tempat angker untuk mencari nomor keberuntungan.
Namun, tak disangka-sangka, pengelanaannya itu justru berbuah penemuan makam rekan separtai dan pamannya yang dibunuh secara massal pada 1965-1966 di Dusun Plumbon, Semarang, Jawa Tengah.
Muchran adalah mantan tahanan politik 1965-1966. Saat itu, pada usianya yang menginjak 29 tahun, ia aktif berorganisasi di Persatuan Pamong Desa Indonesia, salah satu organisasi sayap Partai Komunis Indonesia. Sekitar tahun 1966, ia dibawa tentara ke penjara Nusakambangan dan baru bebas pada 1971.
“Ya, di sana (Plumbon) ramai. Orang-orang datang mencari togel. Sampai orang Brebes juga ke sana. Saya juga ikut cari nomor togel juga saat itu,” ucapnya kepada detikX.
Lokasi kuburan massal ini berada di tengah hutan jati. Dulu lokasi tersebut sepi karena penduduknya masih sedikit. Rimbunnya pohon membuat suasana kian terasa angker.
Muchran tak takut masuk ke hutan itu sendirian. Ia mengenal semua orang yang dikuburkan di tempat tersebut. Beberapa di antaranya adalah rekan-rekan satu partai dan pamannya sendiri, Sachroni. “Saya kenal mereka semua, dari yang BTI (Barisan Tani Indonesia) sampai Gerwani. Jadi kenapa takut?” ujarnya.
Ziarah ke kuburan massal tragedi 1965-1966 di Plumbon, Semarang /detikcom
Kisah pembongkaran makam itu bermula dari catatan bekas aktivis Gerwani Wonosobo Wardiyati alias Bu Kabul. Dalam masa pemenjaraannya, ia sempat dipekerjakan sebagai tukang bersih-bersih kantor tentara. Pada suatu hari, ia menemukan catatan 21 nama tahanan PKI asal Yogyakarta yang dihabisi pada 3 Maret 1966 di sebuah hutan kecil.
“Rekonsiliasi Kultural Tragedi 1965”, sebuah buku yang diterbitkan Masyarakat Santri untuk Advokasi Rakyat (Syarikat) pada 2016, mencatat kerangka manusia itu ditemukan dalam posisi telungkup. Selain menemukan tulang belulang, tim juga menemukan proyektil peluru, cincin kawin, sisir, kain dan lencana pegawai negeri.
Menurut Muhayati, dari penggalian itu juga ditemukan sebuah kancing celana jins. “Itu punya pak Ibnu Santoro,” kata dia. Ibnu adalah dosen UGM Yogyakarta. Ia baru seminggu pulang dari Amerika sebelum akhirnya tertangkap dan dipenjara. “Kalau bukan dari Amerika, tak mungkin ada kancing jins itu.”
Dari sekian kerangka yang ditemukan, ada satu tulang belulang perempuan. Tak salah lagi, itu milik Sri Muwarni, aktivis Gerwani Yogyakarta, yang namanya juga disebut dalam catatan Wardiyati.
Muwarni pernah menjabat anggota DPRD Gotong Royong DIY. Pada 26 Oktober 1965, namanya tercatat dalam 14 anggota DPRD-GR DIY asal Fraksi-PKI yang dipecat pimpinan dewan. Dalam dokumen yang didapat Beritagar.id, selain Muwarni juga ada Marlan dan Sudibyo. Dalam catatan Wardiyati, Marlan dan Sudibyo termasuk dalam 21 orang PKI yang dieksekusi di hutan Situkup
disalin dari Nestapa di balik gedung tua – lokadata
Kisah Ibnu Santoro Dosen Ekonomi Universitas Gajah Mada Lulusan Universitas Winconsin Yang Dieksekusi dan Dikuburkan di Kuburan Massal Situngkup Wonosobo
YPKP’65/Hum]
kliping berita, foto dan video
Film Dokumenter Mass Grave, Digging Up The Cruelties (An Indonesia’s Forgotten Barbarism) – Penggalian Kuburan Massal Wonoso
PENISANAN KUBURAN MASSAL 65-66 PLUMBON SEMARANG : MBAH KELIK MERINDUKAN ‘REKONSILIASI RUH’
Investigasi Kuburan Massal Demi Kemanusiaan : Kisah-kisah Para Pemburu* dan ‘Juru Kunci’** Kuburan Massal Genosida 1965-1966 [*YPKP 65 **Keluarga Korban]
YPKP 65 Temukan Total 346 Lokasi Kuburan Massal Korban Tragedi 1965 – kompas.com (3-10-2019}
Red River (Kali Mayit) 1965-1966 : Tubuh-tubuh Tak Bernyawa Mengalir Sampai Jauh, Akhirnya ke Laut
Kuburan Massal ‘65 (The Killing Field) Luweng Grubug,Jomblang, Ombo, Mloko, Tikus Hingga Jurang Tangis dan Watu Rongko
Situs-situs Genosida 1965-1966 : Aceh, Sumut, Riau, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jateng, Jatim, Bali, Kalsel, Kaltim, Kalbar, NTT, Sulsel, Sulteng, Sultra….. **
Bibliografi Kajian-kajian Pembunuhan Massal 1965-1968 di Tingkat Regional dan Lokal #Genosida
simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

