Jakarta 2039 (bagian 1 & 2) oleh Teater Karoeng – Parade Teater Kampus Bogor 9
Menyinggung sarat muatan politik praktis di era orde baru, Teater Karoeng berusaha menyuguhkan visualisasi mengenai Jakarta di era 98 hingga tahun 2039. Menitik beratkan pada dinamika sosial etnis Tionghoa di Tanah Air, Karoeng mengemas panggung dengan set yang didominasi koran-koran.
Tulisan ini merupakan kajian terhadap tiga karya komik Jakarta 2039 (2001) karya Zacky bersama Seno Gumira Ajidarama (SGA) dan sandiwara dua bagian Jakarta 2039: 40 Tahun 9 Bulan setelah 13-14 Mei 1998 (2001) yang dibuat berdasarkan cerpen “Jakarta, 14 Februari 2039” (1999) karya Seno Gumira Ajidarma dengan mengacu konsep cultural memory studies. Argumentasi utama dari tulisan ini didasarkan pengangkatan peristiwa kekerasan yang menimpa perempuan Cina pada Mei 1998 di Jakarta dalam komik Jakarta 2039 dan sandiwara dua bagian Jakarta 2039: 40 Tahun 9 Bulan setelah 13-14 Mei 1998 sebagai proses pengulangan ingatan berdasarkan peristiwa yang sama dalam cerpen “Jakarta, 14 Februari 2039”. Dalam proses pengalihwahanaan, tema kekerasan Mei 1998 yang sebelumnya ditulis dalam cerpen tetap diposisikan sebagai ingatan yang dimunculkan dalam komik dan naskah drama. Selain itu, isu perempuan dalam indentitasnya sebagai Cina korban perkosaan dan subjek yang trauma dimunculkan secara sadar dalam tiga karya sebagai pengingatan terhadap wacana sejarah kekerasan masa lalu sekaligus pemosisiannya sebagai upaya untuk membangun monumen ingatan pada masa kini dan mencoba untuk menjadikannya sebagai memori kultural masyarakat. Dalam keadaan tersebut, kota Jakarta sebagai ruang dalam kaitannya dengan tragedi kekerasan dikonstruksi.
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)