Sumilah : Anak 14 Tahun, 14 Tahun Disekap Dalam Penjara Orba, Bebas, dan Bertahan Hidup Dengan Berjualan Sate Hingga Akhir Hayat. *simak gelaran Selamatan Anak Cucu Sumilah #Penyintas65

Anak-anak yang Ditahan dan Ditinggalkan

SUMILAH: DITAHAN KARENA NAMA YANG SAMA

 

halaman 68 – 70 Dalam Buku KISAH PARA PEREMPUAN PENYINTAS YANG TAK KUNJUNG MERAIH KEADILAN (sila unduh) pada Bab 4 Yogyakarta: Para Nenek yang Bersuara untuk Kebenaran dan Keadilan

Sumilah, Narasi Perempuan Yang Terus Hidup – konde.co

bagian 1  bagian 2

The voices of the oppressed from a satay stall – the Jakarta Post

eaaf1-11207353_10153543829173360_8049730061088265262_n

periksa pula artikel Soe Tjen Marching di Majalah Bhinneka hal 16 dan 17 sila klik

SETENGAH ABAD GENOSIDA 65

Jumat, 30 November 2018 di Selasar Barat FISIPOL UGM – Selamatan anak Cucu Sumilah adalah pertunjukan kolaborasi antara mahasiswa, peneliti, seniman dan ibu – ibu penyintas 65 yang mengangkat isu cara perempuan bertahan hidup dari pasca tragedi politik masa lalu dalam konteks saat ini. Pertunjukan ini digelar untuk mengenang dan memperingati perjuangan hidup salah satu penyintas 65 bernama Bu Sumilah yang baru saja wafat awal tahun ini. Dirancang sebagai pertunjukan interaktif dengan desain panggung panoptikon sebagai ide utamanya. Sebuah menara pengawas diletakkan di tengah – tengah panggung selama pertunjukan berlangsung. Pertunjukannya sendiri disusun dari peristiwa pengolahan masakan daging kambing menjadi sate dan pembacaan nukilan novel Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer yang dikelindankan dengan narasi perjuangan hidup Bu Sumilah sebagai salah satu penyintas 65. Peristiwa kekerasan 65 memang telah melahirkan banyak tokoh yang kemudian menjadi rujukan ketika orang membicarakan isu ini. tokoh – tokoh itu kemudian menjadi ikon ketika isu genosida itu diangkat. Pertunjukan ini mencoba melihat isu ini dari kacamata penyintas 65 yang bukan “siapa – siapa”. Dari kacamata seorang anak kecil berumur 14 tahun yang dipaksa menjadi tahanan selama 14 tahun bernama Sumilah. Pasca tragedi politik, Sumilah bertahan hidup dengan berjualan sate kambing sampai akhir hidupnya.

simak pula

JAGA JAGA : Penggalangan dana secara kreatif yang digagas oleh seniman, akademisi dan aktifis HAM yang peduli pada pelanggaran HAM Genosida 65 (Kiprah Perempuan – KIPPER)

Dari Temu Rindu, Selamatan Anak Cucu Sumilah hingga Gejolak Makam Keramat : Teaternya Para Penyintas Yogyakarta Yang Tak Pernah Menyerah

1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

 

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s