Kompilasi Film Pelajar Tentang Sejarah Kelam Kemanusiaan 1965-1966 (Tragedi 1965-1966, Genosida 1965-1966)

 

Kami Hanya Menjalankan Perintah, Jenderal!

 

Ilman Nafai|12’48”|2016|Dokumenter|Gerilya Pak Dirman

Film Tiga eks-Cakrabirawa asal Purbalingga berkisah
bagaimana kejadian dimalam tragedi itu dan hari-hari setelahnya. Luka yang
terus dipendam tak terobati hingga hari ini.

 

*Film Terbaik dokumenter SMA Festival Film Purbalingga
(FFP) 2016

*Film Terbaik kategori Apresiasi Film Dokumenter
Pelajar/Mahasiswa Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016 *Nominasi Dokumenter Fest
Film Pelajar Jogja 2016

*Special Mention dokumenter pelajar FFD 2016

*Official Selection Ucifest 2016

Izinkan Saya Menikahinya

Raeza Raenaldy Sutrimo|Fiksi|10’00”|2016|Fiksi|Gerilya Pak Dirman

Film Kebahagiaan Suryati terenggut lantaran sepucuk
surat penolakan izin menikah dari atasan Suryono, calon suaminya, dengan alasan
KTP kakek Suryati berlabel ET. Sebagai tentara, Suryono wajib patuh pada pimpinan.

 

*Film Terbaik Fiksi SMA FFP 2016

*Film Terbaik kategori Apresiasi Film Pendek Pelajar
Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016

*Best Short Fiction Film Ucifest 2016

*Lolos kurasi Psychofest 2016

*Terbaik Ketiga Binus Film Week 2016

*Juara I FFPI Kompas TV 2016

*Special Mention Kompetisi Film Pendek Piknik Sinema
2017

SUM Firman Fajar Wiguna|Dokumenter|Brankas Film SMA Negeri Purbalingga|14’16”|2018

Sum, perempuan bekas aktivis Barisan Tani Indonesia (BTI) setelah menghuni penjara 13 tahun, hidup dalam kesendirian. Ia terus menunggu berbaliknya realita zaman.

*Film Dokumenter Terbaik Festival Film Purbalingga (FFP) 2018

*Film Terbaik Kategori Pelajar Solo Documentary Film Festival (Sodoc) 2018

*Film Favorit Penonton Kategori Pelajar Solo Documentary Film Festival (Sodoc) 2018

*Nominasi Kategori Pelajar Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2018

*Film Dokumenter Terbaik kategori Pelajar UCIFest 2018 *Nominasi Festival Film Dokumenter (FFD) 2018

BURU
Supangat|Fiksi|Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara|11’25”|2019Kodri, pemuda rakyat, yang ditangkap dan diasingkan ke Pulau Buru tanpa pengadilan. Setelah dibebaskan, ia belum merasa tenang dengan mimpi-mimpi buruknya, disamping kenyataan hidup yang masih terus diawasi. Sampai akhirnya, Kodri menikah dengan Sri, adik dari teman sesama tahanan politik.
*Film Fiksi Favorit Penonton Festival Film Purbalingga (FFP) 2019
*Tata Suara dan Musik Film Cerita Terbaik YSA 7 tahun 2019
*Pemeran Pria Terbaik YSA 7 tahun 2019
*Film Terbaik IV kategori Saraswati Award Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) 2019*Official Selection UCIFest 2020

 

Film Dokumenter karya pelajar SMA Yogyakarta tentang korban tragedi 1965

(Syarikat Indonesia dan Komnas Perempuan)



Film Dokumenter karya anak SMA Bandung tentang korban tragedi kekerasan di Indonesia. Etnis Tionghoa dan 1965 di mata anak muda.

Stigma dan Cap PKI Terhadap Perlawanan Petani (Rakyat)

Eka Saputri | Fiksi | 09.57 Menit | Lemah Wedhi Production (SMKN 1 Kebumen), Komunitas Kedung & Pusat Pengembangan Perfilman – Kemdikbud Republik Indonesia | 2018

Ribuan masyarakat di kawasan Urut Sewu, pesisir selatan Kebumen, Jawa Tengah terlibat dalam konflik agraria. Belakangan, di antara mereka ada yang dituduh sebagai keturunan anggota Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Syahdan, tersebut sepasang suami istri, Yono dan Siti, yang menjadi bagian dari ribuan warga Urut Sewu yang tanahnya terampas. Mereka menjadi saksi, sekaligus korban konflik agraria yang tak kunjung usai.

Tanah yang selama puluhan tahun digarap secara turun-temurun itu terancam hilang lantaran disengketakan antara petani dengan TNI.

Keluarga kecil ini melawan. Mereka tak mau terusir dari tanahnya. Entah apa dasarnya, lantas mereka difitnah sebagai keturunan PKI.

Sang suami, Yono, patah semangat. Lantaran intimidasi hingga ditangkap aparat, ia tak mampu bertahan di tanah yang disengeketakan. Ia mengajak istrinya, Siti, pindah.

Tetapi, Siti yakin suaminya, Yono, tak bersalah. Penangkapan Yono menurut Siti adalah fitnah akibat konsekuensi rumit sengketa tanah antara petani dengan TNI.
Siti kukuh pendirian. Ia bertekad tetap tinggal dan bercocok tanam di tanah yang disengketakan itu. Kekuatan mentalnya laksana batu-batu karang di laut selatan.

Itu adalah gambaran cerita film fiksi berdurasi 10 menit tentang konflik agraria diwarnai tuduhan PKI berjudul “Melawan Arus” yang disutradarai oleh Eka Saputri, siswa SMK Negeri 1 Kebumen. Film fiksi ini berdasarkan riset konflik tanah di kawasan Urut Sewu, Kebumen.

Film Melawan Arus terpilih menjadi fillm terbaik kategori fiksi dalam Festival Film Purbalingga atau FFP 2018. Sebelumnya, film tentang orang yang dituduh keturunan PKI ini juga menyabet penghargaan sebagai Film Fiksi Pendek Pelajar Terbaik di Malang Film Festival (Mafifest) 2018, April lalu.

selengkapnya Dua Film Berlatar Peristiwa 1965 Berjaya di FFP 2018 – liputan6.com

simak pula

simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o

13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)

Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)

Bookmark and Share

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s