Sin Po : 10 November 1928 (hal 512)
sumber/unduh di
SIN PO MONASH COLLECTION ONLINE
SIN PO kemudian….
Pada Oktober 1958, menjadi Pantjawarta. Kemudian berubah lagi dengan nama Warta Bhakti pada tahun 1960an.
Secara terbuka, Warta Bhakti menyatakan hariannya berhaluan Manipol-USDEK dan mendukung penuh Manifesto Politik Republik Indonesia. Setelah peristiwa G30S pada 1965, Warta Bhakti dilarang terbit untuk selama-lamanya. Kontribusinya selama 55 tahun pun dibiarkan menguap begitu saja.
selengkapnya Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda – Rendi Perdana (merdeka.com)
SEJARAH MEDIA SIN PO – museum tionghoa
SIN PO adalah nama surat kabar Tionghoa yang berbahasa melayu yang terbit di Indonesia sejak tahun 1910-1965. Sinpo merupakan media pertama yang mempelopori kata Hindia Belanda menjadi INDONESIA. Sinpo juga adalah media pertama yang mencetak dan menyebarkan lirik dan partitur asli lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.
Sumpah Pemuda dan Kiprah Orang Tionghoa di Balik “Indonesia Raya” – Ravando Lie (tirto.id)
Sejarah Sin Po, Koran Tionghoa yang Menyuarakan Indonesia Merdeka – Ravando Lie (tirto.id)
Sin Po: Koran Kiri Tionghoa yang Nasionalis – Dewi Kharisma Michellia (jurnal ruang)
Monash University Melbourne Digitalkan Koleksi Koran Sin Po
simak dokumumentasi/arsip digital koran ini
Sin Po Monash Collection Online
Secara terbuka, Warta Bhakti menyatakan hariannya berhaluan Manipol-USDEK dan mendukung penuh Manifesto Politik Republik Indonesia. Setelah peristiwa G30S pada 1965, Warta Bhakti dilarang terbit untuk selama-lamanya. Kontribusinya selama 55 tahun pun dibiarkan menguap begitu saja.
selengkapnya Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda – Rendi Perdana (merdeka.com)
Ang Yan Goan (Pendiri Sin Po)
Dia dikenal bertangan-dingin dalam mendirikan dan mengelola berbagai usaha sosial-nirlaba maupun usaha bisnis komersial. Banyak lembaga sosial di bidang pendidikan lahir dari tangannya, atau dia turun-tangan membenahi manajemen perusahaan yang merugi menjadi suatu usaha yang kiprah kembali, sehat dan produktif. Dalam kaitan grup percetakan & penerbitan Sin Po, selain memimpin redaksi, sebagai direktur dia sudah mengantisipasi teknologi masa depan; dia pasang di percetakannya mesin-rotasi dan intertype, suatu langkah maju yang membikin kapasitas teknis grup Sin Po menyamai percetakan koran Belanda seperti Java Bode dan Het Dagblad. Sebagai pimpinan Sin Po sikap politik Ang Yan Goan gamblang progresif revolusioner, dia pernah memobilisasi pengumpulan dana untuk membantu Tiongkok menghadapi invasi Jepang pada tahun 1938.
Ang Yan Goan bukan seorang konglomerat, tetapi sebagai pengusaha sukses yang mengelola dunia penerbitan dan percetakan, watak kedermawanannya membuatnya menjadi donatur berbagai lembaga sosial. Bersama seorang dokter yang juga asal etnik Tionghoa dia bangun suatu klinik kecil menjadi rumah-sakit besar dan modern – rumah sakit Yang Seng Ie. Di rumah sakit itu pasien lebih mampu membayar lebih mahal, pasien tidak mampu mendapatkan perawatan gratis. Wajar kalau dia juga terlibat dalam satu usaha fenomenal lain, yaitu pendirian Unversitas Res Publica yang diprakarsai ketua Baperki, Siauw Giok Tjhan dan sekjennya Go Gien Tjwan.
dipetik dari Pengantar Untuk Memoar Ang Yan Goan (Pendiri Sin Po) – Joesoef Isak
simak juga
Jejak Yang Dihilangkan : Sumbangsih Siauw GiokTjhan dan Baperki I Genosida Politik 1965-1966
Kotak Pandora (Jejak) Suara (Senyap) Harian Rakjat [Sejarah yang Dihilangkan]