Sin Po : Koran Pertama Yang Memuat Syair dan Partitur Lagu “Indonesia Raya”dan Tamat oleh Tangan Besi Soeharto (kala itu Sin Po sudah berganti nama menjadi Warta Bhakti)

Screen Shot 2022-02-01 at 9.11.27 PM

Sin Po : 10 November 1928 (hal 512)

sumber/unduh di

SIN PO MONASH COLLECTION ONLINE

SIN PO kemudian….

Pada Oktober 1958, menjadi Pantjawarta. Kemudian berubah lagi dengan nama Warta Bhakti pada tahun 1960an.

Secara terbuka, Warta Bhakti menyatakan hariannya berhaluan Manipol-USDEK dan mendukung penuh Manifesto Politik Republik Indonesia. Setelah peristiwa G30S pada 1965, Warta Bhakti dilarang terbit untuk selama-lamanya. Kontribusinya selama 55 tahun pun dibiarkan menguap begitu saja.

selengkapnya Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda – Rendi Perdana (merdeka.com)

SEJARAH MEDIA SIN PO – museum tionghoa


SIN PO adalah nama surat kabar Tionghoa yang berbahasa melayu yang terbit di Indonesia sejak tahun 1910-1965. Sinpo merupakan media pertama yang mempelopori kata Hindia Belanda menjadi INDONESIA. Sinpo juga adalah media pertama yang mencetak dan menyebarkan lirik dan partitur asli lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.

 

Sumpah Pemuda dan Kiprah Orang Tionghoa di Balik “Indonesia Raya” – Ravando Lie (tirto.id)

Sejarah Sin Po, Koran Tionghoa yang Menyuarakan Indonesia Merdeka – Ravando Lie (tirto.id)

Sin Po: Koran Kiri Tionghoa yang Nasionalis – Dewi Kharisma Michellia (jurnal ruang)

Monash University Melbourne Digitalkan Koleksi Koran Sin Po 

simak dokumumentasi/arsip digital koran ini

Sin Po Monash Collection Online

 

Secara terbuka, Warta Bhakti menyatakan hariannya berhaluan Manipol-USDEK dan mendukung penuh Manifesto Politik Republik Indonesia. Setelah peristiwa G30S pada 1965, Warta Bhakti dilarang terbit untuk selama-lamanya. Kontribusinya selama 55 tahun pun dibiarkan menguap begitu saja.

selengkapnya Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda – Rendi Perdana (merdeka.com)


Ang Yan Goan (Pendiri Sin Po)

Dia dikenal bertangan-dingin dalam mendirikan dan mengelola berbagai usaha sosial-nirlaba maupun usaha bisnis komersial. Banyak lembaga sosial di bidang pendidikan lahir dari tangannya, atau dia turun-tangan membenahi manajemen perusahaan yang merugi menjadi suatu usaha yang kiprah kembali, sehat dan produktif. Dalam kaitan grup percetakan & penerbitan Sin Po, selain memimpin redaksi, sebagai direktur dia sudah mengantisipasi teknologi masa depan; dia pasang di percetakannya mesin-rotasi dan intertype, suatu langkah maju yang membikin kapasitas teknis grup Sin Po menyamai percetakan koran Belanda seperti Java Bode dan Het Dagblad. Sebagai pimpinan Sin Po sikap politik Ang Yan Goan gamblang progresif revolusioner, dia pernah memobilisasi pengumpulan dana untuk membantu Tiongkok menghadapi invasi Jepang pada tahun 1938.

Ang Yan Goan bukan seorang konglomerat, tetapi sebagai pengusaha sukses yang mengelola dunia penerbitan dan percetakan, watak kedermawanannya membuatnya menjadi donatur berbagai lembaga sosial. Bersama seorang dokter yang juga asal etnik Tionghoa dia bangun suatu klinik kecil menjadi rumah-sakit besar dan modern – rumah sakit Yang Seng Ie. Di rumah sakit itu pasien lebih mampu membayar lebih mahal, pasien tidak mampu mendapatkan perawatan gratis. Wajar kalau dia juga terlibat dalam satu usaha fenomenal lain, yaitu pendirian Unversitas Res Publica yang diprakarsai ketua Baperki, Siauw Giok Tjhan dan sekjennya Go Gien Tjwan.

memoar ang yang goan

dipetik dari Pengantar Untuk Memoar Ang Yan Goan (Pendiri Sin Po) – Joesoef Isak

 

simak juga

Jejak Yang Dihilangkan : Sumbangsih Siauw GiokTjhan dan Baperki I Genosida Politik 1965-1966 

Kotak Pandora (Jejak) Suara (Senyap) Harian Rakjat [Sejarah yang Dihilangkan]

Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966

Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)

14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o
13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)
Bookmark and Share
I

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s