Riza Setiawan, Suhendra Achmad dan Awank Prasetyo adalah kawan buruh yang merupa secara otodidak sedangkan Terror Paint adalah kolektif kerja seniman mural Benk Riyadi adalah anggota SEBUMI


(Benk Riyadi)
1 oktober 1965 adalah titik balik kontra revolusi yang membuat negeri ini berbalik arah dan membuka arus modal selebar lebarnya dengan peran rezim diktator Soeharto dan tentaranya serta sipil reaksioner lewat genoside politik. Kembalikan hak berpolitik dan berideologi, menuntut perminta-maafan negara atas kelalaiannya melindungi rakyat dari pembantaian 3 juta manusia yang di musnahkan tanpa di adili, menuntut pelurusan sejarah 30 september 1965 dan rekonsiliasi.
harum bunga dan stigma
(Awank Prasetyo)
Pak’de Saekan,buruh tebu ..(bernyanyi
dalam gelap kresek plastik)
Nyanyian terakhir dari hidup yang penuh fitnah;
Tembang Padhang Bulan;,Padhang-padhang bulan, ayo
gage dha dolanan. Dolanane ana ing latar, ngalap padhang gilar-gilar, nundhung
begogangatikar,…: “Terang-terang bulan, marilah kita lekas bermain.
Bermain di halaman untuk mengambil manfaat dari terang benderang guna mengusir
gelap gulita yang lari terbirit-birit”.
(Awank Prasetyo)
SENYAP
(Suhendra Achmad)
SENYAP
(Suhendra Achmad)
simak kompilasi
Indonesian Visual Art Archive on Massacre 1965-1966 – Arsip Seni Visual Genosida 1965-1966
Simak 1700 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)