Saya adalah Monumen: Pengantar Karya Irwan Ahmett Spatial History

simak juga liputan Kompas ‘Irwan Ahmett dan Sejarah Yang Dijejalkan’ tentang karya Irwan ‘Autopsy of History’ juga disinggung karya ‘Graffiti on History dan Spatial History’ sebagai bagian dari proyek seninya untuk membaca kembali dan merepresentasikan kembali narasi-narasi sejarah hegemonik. Karya ‘Autopsy of History’ dipresentasikan kepada khalayak di kantor LBH Jakarta tepat tanggal 30 September 2016. (* belum ada publikasi video terkait presentasi Autopsy of History ini)
Membaca ‘Graffiti on History dan Spatial History’ tidak bisa dilepaskan dari mitos Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Sebuah surat perintah yang dibuat pada tahun 1966, terlahir dari puncak pergolakan ideologi dan politik yang sangat kontroversial dalam sejarah Indonesia karena turut mengorbankan bangsanya sendiri. Sebuah surat perintah yang mendorong terjadinya perpindahan kekuasaan dari Presiden Sukarno kepada Letnan Jendral Soeharto (Menteri Panglima Angkatan Darat) yang berperan melahirkan Orde Baru dan mengendalikan Indonesia selama 32 tahun. Keberadaan surat inilah yang kemudian mengubah seluruh kehidupan masyarakat Indonesia ke arah lain. Mitos ini menjadi propaganda sejarah Orde Baru dan halusinasi kolektif masyarakat yang tidak bisa dibuktikan dengan tuntas karena Surat Perintah tersebut tidak pernah ditemukan keberadaannya. Beberapa dugaan menyebutkan surat tersebut sengaja dihilangkan oleh para pelaku yang tidak ingin kebenaran terungkap.
Pada tahun ini, mitos tersebut berumur 49 tahun dan masih tetap menjadi cerita dengan beragam spekulasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Sejak meninggalnya para pelaku kunci seperti mantan Presiden Soeharto pada 2008 dan M. Jusuf pada 2004, usaha mencari kejelasan mengenai surat ini menjadi semakin kabur.
Pada project seni Graffiti on History dan Spatial History ini kita akan melihat bagaimana gagasan Irwan Ahmett mengenai dematerialisasi seni tersebut dibaca ulang, direpresentasikan dan disajikan untuk kemudian memancing wilayah berfikir yang lebih kritis, khususnya dalam wacana sejarah nasional dan praktek seni rupa kontemporer di Indonesia. (disalin dari caption youtube Spatial History – Irwan Ahmett (March 11 2015)
Untuk melengkapi berikut admin sajikan beberapa pemberitaan terkait Misteri atau Kontroversi Supersemar
Supersemar yang otentik belum juga ditemukan hingga sekarang. Akibat dari surat perintah itu begitu mengerikan.
Soeharto tidak menjalankan perintah Sukarno dalam Supersemar. Dia mengambil langkah sendiri untuk berkuasa.
Wawancara Asvi Warman Adam
Menyingkap Kontroversi Keaslian ‘Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)’.
unduh dan simak

Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto
(John Roosa – ISSI dan Hasta Mitra, 2007)
Simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)