.
.
GANEFO Olimpiade Garis Kiri –
Mozaik Tirto
Mozaik Tirto
Olahraga, dalam pandangan Komite Olimpiade Internasional (IOC), mesti lepas dari politik. Dengan kata lain, ia harus netral. Sukarno punya prinsip berbeda, khususnya di awal 1960-an. Baginya, olahraga bisa diterjemahkan menjadi penyaluran aspirasi politik. Saat itu, orang-orang di belakang IOC juga sebenarnya tidak sepenuhnya netral. Dalam konteks Perang Dingin, mereka cenderung pro-Barat, yang disebut Sukarno sebagai “agen neo-kolonialisme dan imperialisme”. Sukarno marah betul terhadap keputusan IOC. Kedongkolan Sang Pemimpin Besar Revolusi tertuju khususnya kepada presiden IOC asal Amerika Serikat, Avery Brundage. Sukarno pun kemudian menegaskan kembali konsepsi yang dibikinnya pada tahun 1961 tentang dunia yang terbagi antara Oldefo dan Nefo. Oldefo, singkatan dari The OldEstablished Forces, adalah kekuatan lama dunia yang sudah mapan dan bersifat imperialis-kolonialis. Negara-negara Barat dikategorikan dalam Oldefo oleh Sukarno. Sedangkan Nefo adalah The New Emerging Forces, yaitu kelompok negara-negara progresif dan mewakili kekuatan baru di tengah bipolarisasi Blok Barat dan Blok Timur. Negara-negara Nefo tumbuh di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Mereka berusaha bebas dari neo-kolonialisme dan neo-imperialisme Oldefo
sembari berupaya membangun tatanan dunia baru tanpa eksploitasi antar manusia.
sembari berupaya membangun tatanan dunia baru tanpa eksploitasi antar manusia.
“Selaku Presiden Republik Indonesia, selaku Panglima Tertinggi Republik Indonesia, selaku Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, dan selaku Pemimpin Besar Partai Nasional Indonesia, saya
memerintahkan Indonesia: Keluar dari IOC… Saudara-saudaraku, selain perintah untuk keluar dari IOC, saya juga perintahkan: Persiapkan GANEFO secepat-cepatnya, Games of The New Emerging Forces, untuk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara sosialis lainnya.”
memerintahkan Indonesia: Keluar dari IOC… Saudara-saudaraku, selain perintah untuk keluar dari IOC, saya juga perintahkan: Persiapkan GANEFO secepat-cepatnya, Games of The New Emerging Forces, untuk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara sosialis lainnya.”
Demi menandingi Olimpiade,
Sukarno membuat pesta olahraga untuk negara-negara non-blok.
Sukarno membuat pesta olahraga untuk negara-negara non-blok.
Jumat (09/09/16), Indonesia
memperingati Hari Olahraga Nasional ke-68, namun politik dan olahraga belum
bisa terpisahkan. Games of New Emerging Forces (GANEFO) adalah bukti sejarah
dari politik luar negeri Indonesia terkait dunia olahraga.
memperingati Hari Olahraga Nasional ke-68, namun politik dan olahraga belum
bisa terpisahkan. Games of New Emerging Forces (GANEFO) adalah bukti sejarah
dari politik luar negeri Indonesia terkait dunia olahraga.
Setelah #genosida65, keyakinan tentang posisi olahraga Indonesia di puncak keemasan menjadi sebuah anakronisme. Setelah #genosida65, harapan tentang kejayaan adalah memori kelam yang bahkan menjangkaunya dengan mimpi pun sungguh sulit, sesulit membicarakan soal kiri dan komunisme.
Buku ini secara detail menyusuri ulang permulaan menuju “kejayaan” itu dengan fokus pada sebuah peristiwa paling penting dalam pergelaran olahraga sejagat di mana Indonesia bukan hanya sebagai peserta, melainkan sebagai inisiator dan penyelenggara.
Ganefo atau Games of New Emerging Forces yang diselenggarakan pada 10-22 November 1963 itu adalah jawaban Indonesia bahwa negeri jajahan bisa menyelenggarakan sebuah pergelaran olahraga dengan
partisipasi luas yang bersandar pada kesetiakawanan politik.
partisipasi luas yang bersandar pada kesetiakawanan politik.
Sukarno atau Bung Karno adalah sosok yang pertama dan utama yang mesti disebut berada dalam pusaran olahraga dunia itu. Sosok ini bukan hanya menjadi penantang keras lembaga besar dunia
semacam PBB dalam dua kali pidatonya di New York, tapi juga lembaga-lembaga “penyelenggara dunia” di bidang olahraga semacam Komite Olimpiade Internasional.
semacam PBB dalam dua kali pidatonya di New York, tapi juga lembaga-lembaga “penyelenggara dunia” di bidang olahraga semacam Komite Olimpiade Internasional.
Karena sosok dan keberanian serta kharismanya yang menjadi magnet para pemimpin dunia itulah Sukarno menjadi manusia yang sangat berbahaya.
GANEFO 1966 Phonm Penh(tanpa partisipasi indonesia!!)
Awalnya GANEFO III direncanakan diadakan di Beijing, Tiongkok. Namun Beijing membatalkan niatnya dan diserahkan ke Pyongyang, Korea Utara. Tetapi GANEFO III tidak pernah diadakan dan GANEFO bubar
GANEFO SEBAGAI WAHANA DALAMMEWUJUDKAN KONSEPSI POLITIK LUAR NEGERI SOEKARNO 1963-1967 Bayu Kurniawan
Ganefo adalah salah satu peristiwa sejarah yang diharapkan mampu menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan kebanggaan para generasi penerus bangsa untuk melanjutkan api semangat yang
telah dikobarkan Soekarno. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi, peneliti menghasilkan sebuah karya mengenai Games Of The New Emerging Forces atau Ganefo antara lain, (1) latar belakang Soekarno menyelenggarakan Ganefo, (2) pelaksanaan Ganefo, (3) dampak pelaksanaan Ganefo bagi Indonesia. Ganefo sukses dilaksanakan pada 10 hingga 22 November 1963. Atlet Indonesia dalam Ganefo juga
meraih sukses dengan menempati posisi kedua, dibawah RRT sebagai juara umum. Kesuksesan Ganefo membuat IOC mencabut skorsing yang telah dijatuhkan kepada Indonesia sehingga dapat kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964.
telah dikobarkan Soekarno. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi, peneliti menghasilkan sebuah karya mengenai Games Of The New Emerging Forces atau Ganefo antara lain, (1) latar belakang Soekarno menyelenggarakan Ganefo, (2) pelaksanaan Ganefo, (3) dampak pelaksanaan Ganefo bagi Indonesia. Ganefo sukses dilaksanakan pada 10 hingga 22 November 1963. Atlet Indonesia dalam Ganefo juga
meraih sukses dengan menempati posisi kedua, dibawah RRT sebagai juara umum. Kesuksesan Ganefo membuat IOC mencabut skorsing yang telah dijatuhkan kepada Indonesia sehingga dapat kembali berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 1964.
Bagi Soekarno Ganefo adalah pijakan awal untuk menggalang kekuatan
negara-negara yang tergabung dalam Nefo karena Indonesia berhasil mendapatkan perhatian dunia dan menjadi negara yang patut diperhitungkan eksistensinya. Indonesia dijadikan simbol bagi perlawanan terhadap imperialisme dan membuktikan dalam situasi keterbatasan mampu menyelenggarakan even bertaraf internasional dengan kesungguhan dan tekad untuk melakukan sesuatu yang bagi
sebagian orang mustahil dilakukan, sesuai dengan semboyan Ganefo “On Ward! No Retreat!”,