Di zaman pergerakan, pemimpin pergeraan berpikir, menulis, dan berkata serta bertindak sebagai orang pertama. Dicerahkan oleh kata-kata dan perbuatan mereka, rakyat melihat dunia dan bergerak. Akhirnya kita pun sekarang masih dapat melihat dunia mereka dengan mengikuti kata dan perbuatan mereka yang tergores dalam tulisan-tulisan yang mereka tinggalkan
(Takashi Shiraishi – Zaman Bergerak : Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926 – Grafiti Pers 2005)
Sama Rasa dan Sama Rata
Oleh Mas Marco Kartodikromo
Sinar Djawa, 10 April 1918
Syair inilah dari penjara,
Waktu kami baru dihukumnya.
Di Weltevreden tempat tinggalnya,
Dua belas bulan punya lama.
Ini bukan syair Indie Weerbaar,
Syair mana yang bisa mengantar.
Dalam bui yang tidak sebentar,
Membikin hatinya orang gentar.
Kami bersyair bukan kroncongan,
Seperti si orang pelancongan.
Mondar mandir kebingungan,
Yaitu pemuda Semarangan.
Dulu kita suka kroncongan,
Tetapi sekarang suka terbangun.
Dalam SI Semarang yang aman,
Bergerak keras ebeng-ebengan.
Ini syair nama: Sama Rasa,
Dan Sama Rata, itulah nyata.
Tapi bukan syair bangsanya,
Yang menghela kami di penjara.
Di dalam penjara tidak enak,
Tercerai dengan istri dan anak.
Kumpul maling dan perampok banyak,
Seperti bangsanya si pengampak.
Tetapi dia juga bangsa orang,
Seperti manusia yang memegang.
Kuasa dan harta benda orang,
Dengan berlaku yang tidak terang.
Ada perampok alus dan kasar,
Juga perampok kecil dan besar.
Bertopeng beschaving dan terpelajar,
Dengan berlaku yang tidak terang.
Dia itulah sama perampoknya,
Minta orang dengan laku paksa.
Tidak mengingat kebangsaannya,
Bangsa manusia di dunia.
Hal ini baik kami kuncikan,
Lain hal yang kami bicarakan.
Perkara yang mesti dipahamkan,
Dan akhirnya kita melakukan.
Banyak orang tidak mengetahui,
Dua kali kami kena duri.
Artikel wetboek yang menakuti,
Juga panasnya seperti api.
Kaki kami sudah lama luka,
Kena duri yang kuinjak-injak.
Juga palang-palang yang kudupak,
Sudah ada sedikit terbuka.
Haraplah saudaraku ditendang,
Semua barang yang malang-malang.
Supaya kita berjalan senang,
Ke tempat kita yang amat terang.
Buat sebentar kami berhenti,
Di jalan perempat tempat kami.
Merasakan kecapaian diri,
Sambil melihati jalan ini.
Jangan takut kami putus asa,
Merasakan kotoran dunia.
Seperti anak yang belum usia,
Dan belum bangun dari tidurnya.
Kami sampai di jalan perempat,
Kami berjalan terlalu cepat.
Teman kita yang berjalan lambat,
Ketinggalan masih jauh amat.
Kami berniat jalan terus,
Tapi kami berasa haus.
Adapun pengharapan tak putus,
Kalau perlu boleh sampai mampus.
Jalan yang kutuju amat panas,
Banyak duri pun anginnya keras.
Tali-tali mesti kami tatas,
Palang-palang juga kami papas.
Supaya jalannya Sama Rata
Yang jalan pun Sama Rasa
Enak dan senang bersama-sama,
Yaitu: Sama Rasa, Sama Rata.




Sumber : Jaman Bergerak di Hindia Belanda :Mozaik Bacaan Kaoem Pergerakan Tempo Doeloe – Edi Cahyono.
Simak karya Marco lainnya disana Apakah Pabrik Gula Itu Racun Buat Bangsa Kita?!; Jangan Takut; Douwes Dekker Tidak Berubah; Nasehat Untuk Ambtenaren; SNEVVLIET dibuang!!!; Korban pergerakan Rakyat H.M MISBACH; Syair Sama Rasa dan Sama Rata dan Syair Bajak Laut.

Djadi djournalist djaman sekarang Berani dihoekoem dan diboeang Karena dia orang jang mesti menendang Semoea barang jang malang melintang Djournalist haroes berani mati Bekerdja boeat membanting diri Sebab dia hendak melindoengi Fehak jang lemah dan diisap (Mas Marco Kartodikromo, 1913)
Selain berbagai artikelnya di surat kabar dan menjadi pemimpin redaksi Mas Marco juga menerbitkan beberapa buku sastra dan non sastra
Mata Gelap, yang terdiri dari tiga jilid yang diterbitkan di Bandung pada 1914, Student Hidjo diterbitkan tahun 1918, Matahariah diterbitkan tahun 1919, Rasa Mardika diterbitkan tahun 1918 kemudian dicetak ulang pada tahun 1931 di Surakarta, Sair Rempah-rempah terbit di Semarang pada 1918, Sair Sama Rasa Sama Rata terbit di surat kabar Pantjaran Warta tahun 1917[, Babad Tanah Djawi yang dimuat di jurnal Hidoep, tahun 1924-1925.[19], Kromo Bergerak (1924; drama panggung)
klik roman Student Hidjo
#Mojokdotco#RKUHP#MARCOKARTODIKROMO
MARCO KARTODIKROMO: KUHP BARU RASA KOLONIAL, KARET DAN BERBAHAYA
STUDENT HIDJO, RASA MERDIKA, DAN MATAHARIAH
Batjaan Liar, Soerat Kabar dan Sastra di Zaman Pergerakan
Unduh Bacaan Liar : Budaya dan Politik Jaman Pergerakan (Razif)
Unduh Jaman Bergerak di Hindia Belanda: Mozaik Bacaan Kaoem Pergerakan Tempo Doeloe
Satu abad Balai Pustaka, masih banyak sisi-sisi kisahnya yang belum tersentuh. Salah satunya adalah bagaimana perseteruan sayap kiri dan sayap kanan Sarekat Islam juga terefleksikan dalam rumah penerbitan itu.
Jurnalis Indo dan Tionghoa berperan dalam mengubah pers dari corong pemerintah menjadi alat perjuangan pada abad ke-18.
Kisah Kebingungan Pramoedya Ananta Toer Soal Tirto
Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers yang Dilupakan
Surat Rahasia Mata-mata Belanda tentang Tirto
Hilang Jejak Tirto Sepulang dari Pembuangan di Ambon
Bung Hatta Hingga Ki Hajar Dewantara Mengenang Tirto
*Mas Marko Kartodikromo berguru kepada Tirto Adhi Soerjo dan magang jurnalistik di Koran medan Prijaji yang didirikan dan dipimpin oleh Tirto
simak juga
Di zaman pergerakan, pemimpin pergeraan berpikir, menulis, dan berkata serta bertindak sebagai orang pertama. Dicerahkan oleh kata-kata dan perbuatan mereka, rakyat melihat dunia dan bergerak. Akhirnya kita pun sekarang masih dapat melihat dunia mereka dengan mengikuti kata dan perbuatan mereka yang tergores dalam tulisan-tulisan yang mereka tinggalkan
(Takashi Shiraishi – Zaman Bergerak : Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926 – Grafiti Pers 2005)
Resensi
Pergerakan Dengan Wajah Baru – Hilmar Farid
Zaman Bergerak – Pusham UII
ZAMAN BERGERAK (Analisis Historis tentang Awal Perjuangan Politik Indonesia Masa Kolonialisme 1912-1926
simak pula
Zaman Bergerak dan Kisah-kisah ‘Nation’ Dalam Tetralogi Buru Karya Pramoedya Ananta Toer
SEJARAH YANG DIHILANGKAN : SEMAOEN DAN KADIROEN DI PANGGUNG POLITIK ‘ZAMAN BERGERAK’
SEJARAH YANG DIHILANGKAN : SAMA RASA SAMA RATA MAS MARCO KARTODI KROMO DI ‘DOENIA BERGERAK’
Jejak Henk Sneevliet di ‘Zaman Bergerak” : Seorang Marxis, Guru Pergerakan, Pendiri Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) Cikal Bakal Partai Komunis Indonesia (Sejarah Yang Dihilangkan)
SEJARAH YANG DIHILANGKAN : “ISLAMISME DAN KOMUNISME” HADJI MOHAMMAD MISBACH DI ZAMANBERGERAK
Zaman Bergerak dan Pers Revolusioner : Dinamika Pers Pergerakan di Masa Hindia Belanda 1912-1926 [Sejarah Yang Dihilangkan]
Zaman Bergerak : Mozaik Sejarah Gerakan Buruh Indonesia 1905-1926 (Sejarah Yang Dihilangkan)
Aliarcham : Kita terima pembuangan ini sebagai Resiko Perjuangan (Boven Digoel) [Sejarah Yang Dihilangkan]
12 November 1926 Sangkakala Revolusi ‘Indonesia’ : Pemberontakan PKI Melawan Kolonialisme Belanda 1926-1927 [Sejarah Yang Dihilangkan]
Mozaik Jejak Digulis : Dari Pemberontakan, ‘Gulag’ Boven Digul hingga Komite Kemerdekaan di Australia [Sejarah yang Dihilangkan]
\
simak 1600 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966